Bisnis.com, JAKARTA – Visa meluncurkan peta jalan keamanan pembayaran atau payment security roadmap terbaru di Indonesia. Peluncuran tersebut seiring dengan munculnya beragam risiko pada sistem pembayaran.
Head of Risk Visa Asia Pacific Joe Cunningham menyampaikan bahwa kasus penipuan dan pencurian data kian bergeser, dari yang offline ke online.
Oleh karena itu, menurutnya keamanan transaksi online perlu terus ditingkatkan, termasuk pada identitas digital dan otentikasi identitas konsumen, sehingga ancaman atau kejahatan digital dapat dimitigasi.
“Di Visa, keamanan adalah prioritas tertinggi kami dan kami berinvestasi besar-besaran untuk menjaga dan meningkatkan keamanan setiap transaksi Visa untuk memastikan konsumen dan bisnis terlindungi,” katanya, Kamis (3/8/2023).
Dia menyampaikan Visa melakukan pembaruan dari peta jalan keamanan pembayaran (payment security roadmap) di Indonesia yang mencakup empat pilar.
Pertama, devalue data atau mengurangi nilai data. Devalue data dilakukan dengan menyamarkan data penting dengan menggunakan tokenisasi dan EMV. Joe mengatakan, penerapan ini menjadi penting sehingga data tersebut tidak memiliki nilai jika dicuri.
Kedua, melindungi data melalui enkripsi dan standar keamanan payment card industry (PCI). Ketiga, memberdayakan konsumen untuk memerangi penipuan dengan memberikan pemberitahuan transaksi dan pengendalian pengeluaran.
Pilar keempat, yaitu memanfaatkan data untuk mengidentifikasi penipuan sebelum terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan risk-based authentication, biometric, dan lainnya.
Joe mencontohkan, langkah ini diterapkan dengan memanfaatkan sistem keamanan smartphone untuk mengesahkan transaksi.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Visa juga mendorong para mitra dan pemangku kepentingan lainnya untuk terus mengamankan ekosistem pembayaran di Indonesia.
Upaya tersebut dilakukan dengan mendorong adopsi teknologi yang aman, yang digunakan di seluruh dunia dan berstandar global.
Selain itu, mengamankan pengalaman pembayaran digital-first, memastikan ketahanan ekosistem, mencegah serangan enumerasi, meningkatkan postur keamanan siber anggota ekosistem pembayaran, serta mencegah konsumen dan bisnis menjadi korban penipuan.