Bisnis.com, JAKARTA - Tiktok berjanji melakukan pengetatan guna mengatasi disinformasi dan penyebaran berita hoax di aplikasinya dengan menambahkan fitur keamanan dan memperkuat pengecekan fakta.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (9/2/2023), janji ini disampaikan saat mempresentasikan laporan perkembangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memenuhi kode praktik Uni Eropa (UE) tentang disinformasi dalam enam bulan terakhir.
"Meskipun kami bangga dapat memberikan tingkat detail terperinci ini untuk kali pertama, kami menyadari bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," jelas Direktur kebijakan publik dan hubungan pemerintah TikTok Caroline Greer.
Carolina menyampaikan dalam beberapa bulan ke depan, TikTok akan berinvestasi dalam sebuah inisiatif atau pembaruan sistem keamanan untuk menghindari disinformasi.
Adapun, TikTok akan memperluas label media yang dikontrol oleh negara, meningkatkan tindakan terhadap disinformasi terkait dengan Ukraina, memperluas program pengecekan fakta di seluruh Eropa dengan lebih banyak bahasa, dan meningkatkan jumlah klaim yang dicek faktanya.
Selain itu, perusahaan ini juga akan memperkuat pendekatannya terhadap disinformasi dalam kebijakan periklanannya.
TikTok mengatakan bahwa dalam enam bulan terakhir mereka telah menghapus 191 iklan yang melanggar aturan dan memblokir akun politikus yang beriklan di platformnya.
TikTok juga mengambil tindakan terhadap akun pengguna yang terafiliasi sumber informasi yang otoritatif terkait Covid-19, Holocaust, perang di Ukraina, dan topik-topik sensitif lainnya.