Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis pesan antar-makanan (food delivery) di Asia Tenggara mengalami pelemahan pertumbuhan pada 2022 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tren pelemahan tersebut diperkirakan berlanjut pada tahun ini.
Alhasil, para pengamat pun berharap agar para startup di bisnis pesan-antar makanan seperti Gojek, Grab dan Shopee perlu berinovasi jika tidak ingin tertekan oleh pelemahan tren di masyarakat tersebut.
Momentum Works, perusahaan riset bermarkas di Singapura, melaporkan bahwa sektor pengiriman makanan (food delivery) di Asia Tenggara mengalami perlambatan pertumbuhan pada pada 2022. Hal itu salah satunya terjadi lantaran aktivitas masyarakat secara luring (offline) yang dibuka kembali pascameredanya pandemi Covid-19 dan meningkatnya tren investor untuk menuntut profitabilitas.
Pertumbuhan volume barang dagangan kotor atau gross merchandise value (GMV) sektor pengiriman makanan pada 2022 hanya tumbuh sebesar 5 persen menjadi US$16,3 miliar. Capaian itu melambat apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pada 2020 GMV bisnis pesan antar-makanan sebesar US$11,9 miliar. Jumlah tersebut tumbuh US$3,6 miliar menjadi US$15,5 miliar pada 2021. Namun pada 2022, bisnis pesan antar makanan hanya naik US$0,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk pasar Indonesia, GMV pesan antar makanan mengalami penurunan 2,1 persen secara yoy dari US$4,6 miliar pada 2021 menjadi US$4,5 miliar pada 2022.