Kunci Penetrasi Fixed Broadband ke Kawasan Residensial

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 8 Januari 2023 | 21:16 WIB
Ilustrasi jaringan internet 3G, 4G, dan 5G/freepik
Ilustrasi jaringan internet 3G, 4G, dan 5G/freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat telekomunikasi menilai faktor harga masih menjadi faktor penentu bagi penyedia jasa internet dalam mendorong layanan internet tetap (fixed broadband) ke kawasan residensial. 

Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward mengatakan dalam mendorong produk internet tetap ke pasar perumahan bukanlah hal yang mudah. 

Penyedia jasa internet harus dapat berhitung perihal ongkos penggelaran dan pendapatan yang diperoleh dari pasar perumahan, yang lebih sensitif dengan harga layanan dibandingkan dengan kecepatan internet dan keandalan. 

“Masyarakat masih price sensitivity, [masyarakat] lalu melihat kecepatan yang tinggi baru melihat keandalan,” kata Ian, Minggu (8/1/2023). 

Berdasarkan Survei Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) mayoritas responden (60,84 persen) mengaku berlangganan internet tetap dengan tarif dikisaran Rp100.000 - Rp300.000. 

Sementara itu responden yang berlangganan internet tetap dikisaran Rp300.000-Rp500.000 sebanyak 33,15 persen. Hanya 1,15 persen dari total 7.568 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, yang berlangganan internet dengan tarif di atas Rp500.000. 

Ian mengatakan meski masyarakat perumahan sensitif dengan harga, pasar di segmen ini diyakini masih akan tumbuh hingga double digit pada tahun ini. 

Pertumbuhan tersebut disebabkan kondisi internet yang telah menjadi kebutuhan di masyarakat dan penetrasi internet tetap yang masih rendah. 

“Pertumbuhan 10 persen sampai 20 persen terutama untuk mengisi daerah yang belum dilayani fixed broadband,” kata Ian. 

Ketua Bidang Network dan Infrastruktur Indonesian Digital Empowerment Community (Idiec) Ariyanto A. Setyawan mengatakan kepastian pertumbuhan pasar fixed broadband tahun ini akan sangat dipengaruhi dua hal.

“Situasi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan berpotensi resesi dan kelanjutan penggelaran infrastruktur broadband oleh operator,” kata Ariyanto. 

Dia berpendapat secara umum pasar fixed broadband pada kuartal IV/2022 di Indonesia ditutup dengan pertumbuhan positif, baik dari jumlah pelanggan, maupun jumlah trafik dan perangkat yang terhubung.

Pasar akses internet broadband, menurutnya, masih tumbuh seiring dengan tren digitalisasi, perubahan gaya hidup, dan perpindahan hiburan ke internet.

“Kebutuhan akses internet di perkantoran, diprediksi masih akan meningkat sejalan dengan aktif kembali perkantoran, bertambahnya jumlah yang hadir di kantor, serta masih dibawanya kebiasaan video conference,” kata Ariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper