Bisnis.com, JAKARTA – President ISACA Indonesia Chapter Syahraki Syahrir menilai digital governance menjadi hal yang penting karena bertujuan untuk membangun kepercayaan dalam ekosistem digital. Dalam hal ini, digital governance harus tercermin dari tingkat transaksional hingga tata kelola ekosistem untuk cegah kebocoran data.
Pria yang akrab disapa Raki itu mengatakan bahwa poin utama dari digital governance adalah membangun kepercayaan digital, mengingat industri semakin terhubung dengan digitalisasi.
“Kepercayaan tersebut dapat dicapai dengan keyakinan dan integritas ekosistem digital,” kata Raki dalam webinar bertajuk “Digital Governance: Prasyarat Untuk Mendukung Transformasi Digital”, Kamis (11/8/2022).
Lebih lanjut, Raki menjelaskan digital governance dapat dicapai dengan keseimbangan regulasi dan pengawasan yang tinggi. Selain itu, perusahaan juga harus mengimplementasikan GRC atau governance, risk management, & compliance dalam ekosistem, apabila tidak, maka akan terjadi kebocoran data, serta kesadaran (awareness), literasi, dan kompetensi.
Raki menekankan bahwa minimnya awareness, literasi, dan kompetensi menjadi tantangan yang besar di Indonesia. Menurutnya, selama ini, sejak awal digitalisasi di Indonesia lebih berfokus kepada teknologi.
Terkait literasi, Raki menjelaskan literasi bukan hanya sekadar tidak paham ataupun tidak mengerti, sebab penipuan online sudah merambah di semua aspek yang juga terjadi pada masyarakat yang bergelar pendidikan tinggi.
“Pada saat kita bicara digitalisasi, yang sebenarnya terjadi adalah real work dalam bentuk digital. Artinya, bicara trust di dunia nyata dan trust di dunia digital itu prinsipnya sama. Bukan berarti digital aman dan internet itu bebas kita melakukan apa saja,” ujarnya.
Menurut Raki, digital trust atau kepercayaan digital adalah keyakinan dalam berhubungan dengan pihak lain dan transaksi antarprovider dan konsumen dalam ekosistem digital. Hal ini mencakup kemampuan manusia, organisasi, proses, informasi dan teknologi untuk menciptakan dan mengelola trustworthy digital world.
Selain itu, Raki meyakini bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara besar pada 2045. Dia juga yakin bahwa digitalisasi merupakan perang penting untuk bisa menjadi negara besar. Dengan kompleksitas yang ada di Indonesia, kata Raki, akses tersebut hanya bisa optimal dilakukan dengan digitalisasi yang trustworthy digital, penerapan GRC, dan digital governance.