Bisnis.com, JAKARTA - Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro resmi mengukuhkan tiga guru besar yaitu dua guru besar dari Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEBUI), dan seorang guru besar dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).
“Pada 2022 ini, telah ada tambahan lima guru besar, sehingga sampai tanggal 26 Maret 2022, secara total Universitas Indonesia memiliki 324 guru besar,” ujarnya lewat rilisnya, Senin (28/3/2022).
Adapun, guru besar tetap dari FEBUI adalah Ruslan Prijadi dengan pidato berjudul Strategi ke Luar Batas-batas Perusahaan dalam Ekosistem Berbasis Digital.
Ruslan mengatakan bahwa maraknya teknologi digital bukan hal yang baru, tetapi kali ini teknologi digital merebak dengan cepat dan masif ke berbagai penjuru ekosistem.
“Teknologi memunculkan jenis bisnis baru, menjangkau dan memberdayakan pelaku bisnis pada lapisan terbawah, serta mengaburkan batas-batas antar perusahaan atau industri,” katanya
Dia menjelaskan, saat ini respon dari pelaku bisnis petahana tidak dapat seperti biasanya. Petahana harus membangun strategi yang menembus batas-batas perusahaan, tidak semata bertujuan menumbuhkan perusahaannya, tetapi harus mendorong perkembangan mitra usaha, pemasok, dan memanjakan konsumen yang beragam, dengan kaidah simbiose mutualistis.
“Ini adalah esensi dari transformasi di era digital. Bagi perusahaan besar dan perbankan, strategi ini perlu disertai strategi non-market, yaitu upaya untuk mempengaruhi regulator agar selama transisi petahana mendapat “perlindungan,” tuturnya.
Dia pun melanjutkan, bagi UKM, adopsi teknologi digital harus berbarengan dengan program-program yang mendasar, yaitu peningkatan kapasitas UKM sekaligus peningkatan ketrampilan penggunaan teknologi baru.
Selanjutnya, strategi UKM agar dipadukan dengan upaya leveraging momentum kolaborasi antara bank dengan fintech.
Selanjutnya, Sylvia Veronica Nalurita Purnama Siregar memaparkan penelitian bertajuk Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaporan Korporat dan Pencapaian Sustainable Development Goals.
Veronica mengemukakan hasil penelitian bahwa pandemi Covid-19 membawa dampak yang signifikan terhadap pelaporan korporat dan pencapaian SDGs.
Selanjutnya, dia mengatakan bahwa akuntan adalah salah satu pihak yang mempunyai pengetahuan yang memadai untuk dapat mengambil peran strategis. Perlu adanya pengungkapan di pelaporan korporat terkait risiko dan ketidakpastian yang muncul, serta pelaporan terkait kontribusi perusahaan dalam pencapaian SDGs.
Ke depannya terdapat potensi penggunaan big data untuk membantu akuntan berkontribusi lebih besar. Dunia akademik dapat meningkatkan sumbangsihnya dengan mengubah fokus penelitian tidak hanya pada individual entitas, perlu menerapkan system thinking, memerlukan pendekatan interdisiplin dan transdisiplin agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih bermanfaat.
Peneliti akuntansi juga perlu menjalin kerjasama yang lebih intensif dengan sektor privat, pemerintahan, dan lembaga nirlaba untuk melakukan kolaborasi riset.