Bisnis.com, JAKARTA — Keamanan data menjadi salah satu prioritas jika terjadi kebakaran pada sebuah pangkalan data. Penyedia layanan akan menjaga data yang tersimpan di infrastruktur mereka dengan sebaik mungkin, termasuk jika terjadi hal yang tidak diduga-duga seperti yang menimpa Gedung Cyber I.
Sekjen Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia (IDPRO) Teddy Sukardi mengatakan hingga saat ini dirinya belum mendapat informasi detail mengenai kebakaran Gedung Cyber I. Dia baru dapat infomasi sekilas dan belum dapat berkomentar.
Teddy menjelaskan pangkalan data memiliki standar operasional seperti gedung biasa pada umumnya. Ketika terjadi kebakaran, hal yang dilakukan pertama kali adalah menyelamatkan nyawa orang.
Setelah itu, penyedia layanan pangkalan data akan fokus dalam mengamankan perangkat dan isi yang berada di perangkat tersebut.
"Peralatan, sistem dan informasi yang terkandung di dalamnya kemudian diselamatkan," kata Teddy, Kamis (2/12/2021).
Perbedaan lainnya, kata Teddy, penanganan pascakebakaran dilakukan dengan sangat hati-hati. Pemulihan data dilakukan dengan standar yang ketat, agar informasi yang terdapat di dalamnya tidak dicuri.
"Jadi setelah kebakaran terjadi tidak sembarangan orang boleh masuk. Ada prosedur, " kata Teddy.
Sekadar informasi Gedung Cyber I terbakar pada Kamis siang (2/12/22021). Gedung Cyber merupakan salah satu gedung perkantoran di Jakarta yang terletak di kawasan Mampang Prapatan, tepatnya di jalan Kuningan Barat Raya No.8, Jakarta Selatan.
Gedung Cyber berdiri sejak 1995. Gedung ini merupakan pilihan bagi perusahaan-perusahaan penyedia akses internet sebagai kantor dan pusat akses data atau data center.