Xapads Prediksi Indonesia Jadi Magnet Startup pada 2022

Akbar Evandio
Senin, 29 November 2021 | 14:04 WIB
Ilustrasi startup/
Ilustrasi startup/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Xapads, perusahaan pemasaran digital berbasis teknologi, memprediksi Indonesia memiliki potensi besar sebagai magnet bagi pelaku perusahaan rintisan (startup) lokal dan perusahaan asing pada 2022.

Country Head Xapads Media Indonesia Edo Fernando mengatakan, potensi besar itu mampu mengerek perusahaan rintisan di bidang periklanan (adtech), di mana pengiklan dapat memaksimalkan pertumbuhan ekonomi digital dengan memanfaatkan inovasi teknologi di bidang tersebut.

“Lonjakan konsumsi konsumen atas konten daring membawa kita pada era periklanan baru. Pada 2020, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 69,8 persen dan diperkirakan akan mencapai 82,53 persen pada 2026,” ujarnya lewat rilisnya, Senin (29/11/2021).

Lebih lanjut, dia menjelaskan saat basis pengguna (accelerated user base) telah meningkat, masih banyak audiens yang belum dioptimalkan (untapped audience) karena saat ini Adtech (advertising technology) di Indonesia masih dalam tahap pertumbuhan.

Menurutnya, pengiklan kian siap untuk membawa ledakan ke pasar digital karena pada 2021 pengeluaran iklan di pasar Indonesia berada di sekitar US$2.124 juta, di mana 67 persen dari total pengeluaran iklan akan ditujukan ke digital.

Namun, dia melanjutkan tantangan yang masih dihadapi adalah pasar yang tidak terorganisir dengan potensi besar akan menyulitkan pengiklan untuk mendapatkan user yang berkualitas dan mempertahankan mereka dengan post-install engagement.

Menurut eMarketer, periklanan seluler secara global yang mencakup massive search dan anggaran brand mencapai US$241 miliar pada 2019, diperkirakan akan tumbuh hingga US$368 miliar pada 2022.

Oleh sebab itu, pangsa pasar pemasangan iklan dalam aplikasi ditaksir akan tumbuh 30 persen pada 2022 hingga mencapai hampir sepertiga dari pembelanjaan iklan digital.

Edo meyakini, Indonesia memiliki populasi digital yang sangat aktif oleh karena itu, Adtech akan merevolusi Digital Landscape dengan teknologi inovatif barunya, yakni 5G.

Menurutnya, Indonesia adalah rumah bagi 268 juta orang dan memiliki jumlah pengguna Internet terbesar keempat di dunia, di mana terdapat sekitar 185 juta pengguna dan 68 persen orang yang mengakses internet dari smartphone pada tahun 2021.

Menurut data Satista, 58 persen pengguna menghabiskan antara dua hingga delapan jam, dan hampir seperlima atau sekitar 20 persen dari mereka menghabiskan delapan jam atau lebih di Internet setiap harinya yang akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi dengan sekitar 267,4 juta pengguna ponsel.

“Oleh karena itu, begitu 5G dapat berjalan lancar, akan lebih banyak konsumen yang akan memiliki akses ke konten di seluruh platform. Untuk tetap menjadi yang terdepan, bisnis memerlukan kecerdasan periklanan yang andal untuk mengembangkan strategi media yang efisien yang akan membantu membedakan diri mereka dari pesaing,” tuturnya.

Dia menilai, Indonesia adalah pasar yang mengalami pertumbuhan cepat, dengan 106 juta pengguna internet seluler pada 2019 dan diperkirakan menjadi 126 juta pada 2022. Menerapkan strategi digital holistik akan memungkinkan pengiklan untuk tumbuh di era digital.

“Ini akan membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dan negara ini akan menjadi rumah bagi inovasi digital di tahun-tahun mendatang,” kata Edo.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper