Bisnis.com, SOLO - Selain hujan es, Indonesia juga sering dilanda hujan lebat yang disertai angin kencang. Fenomena ini biasanya terjadi pada masa transisi atau pancaroba, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Lalu, bagaimana cara mengetahui akan datangnya hujan es maupun hujan lebat serta angin ini?
Dilansir dari laman bmkg.go.id, Kamis (25/11/2021), satu hari sebelum hujan lebat dan hujan es terjadi, umumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
Udara yang panas dan gerah itu tak lain disebabkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat, disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi.
Lalu, sekitar mulai pukul 10.00 pagi, biasanya akan terlihat awan cumulus yang mulai tumbuh. Awan ini kemudian akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
Sementara itu, pepohonan di sekitar juga akan bergoyang dengan cepat disertai dengan hembusan udara dingin di sekitar tempat kita.
Selanjutnya, hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras secara tiba-tiba. Di sisi lain, apabila hujan pertama yang turun sekadar gerimis, biasanya ada kejadian angin kencang yang lokasinya jauh dari tempat kita.
Nah, apabila dalam 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada potensi hujan lebat yang akan turun dengan diikuti angin kencang, baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun tidak.