Mahasiswa UGM Buat Test pack Sapi Berbasis IoT

M Faisal Nur Ikhsan
Jumat, 22 Oktober 2021 | 18:10 WIB
Pregnancy and Estrous Kit for Cattle, perangkat pendeteksi kebuntingan dini pada sapi. - Istimewa/Humas UGM
Pregnancy and Estrous Kit for Cattle, perangkat pendeteksi kebuntingan dini pada sapi. - Istimewa/Humas UGM
Bagikan

Bisnis.com, YOGYAKARTA – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan perangkat tes kehamilan untuk sapi. Alat tersebut diharapkan mampu membantu peternak-peternak tanah air dalam mendeteksi kehamilan dini dan fase berkembang biak pada hewan ternaknya.

"Kit dilengkapi aplikasi smartphone yang bernama Farm.co yang bertujuan menghubungkan kit dengan ponsel peternak," jelas Ketua Tim Pengembang Pregnancy and Estrous Kit for Cattle, Rohhi Unggul Laksonowati, Kamis (21/10/2021).

Hingga saat ini, tak sedikit peternak yang keliru memperkirakan fase birahi hewan ternak saat mengeluarkan lendir serviks. Keluarnya lendir tersebut sering disangka peternak sebagai tanda birahi, sehingga dilakukan proses inseminasi buatan. Padahal, keluarnya lendir juga bisa disebabkan oleh kebuntingan dini.

"Oleh karena itu, kami menciptakan kit yang mampu membantu peternak dalam mendeteksi birahi dan mendeteksi kebuntingan dini dengan usia janin 1 bulan, agar peternak melakukan inseminasi buatan yang tepat," jelas Rohhi seperti dikutip dari laman ugm.ac.id.

Metode pemeriksaan kebuntingan dini tersebut dinilai lebih terjangkau ketimbang teknologi lainnya, misalnya saja ultrasonografi (USG). Peternak juga tak perlu khawatir dengan risiko keguguran apabila menggunakan test pack buatan Rohhi dan timnya. Pasalnya, test pack digital hanya perlu mendeteksi kebuntingan dengan keberadaan hormon estrogen dan kadar keasaman lendir serviks dalam urin sapi.

"Menggunakan Pregnancy and Estrous Kit for Cattle tidak akan menyebabkan keguguran karena saat kit digunakan untuk deteksi tidak akan berkontak langsung dengan sapi. Dengan begitu, kit ini aman dan tidak menimbulkan risiko pada sapi, terutama pada sapi yang sedang bunting," jelas Rohhi.

Rohhi mengembangkan alat tersebut bersama empat orang timnya. Pengembangan dilakukan menggunakan dana dari Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan lolos melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang akan digelar akhir Oktober ini.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : ugm.ac.id
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper