Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri telekomunikasi diarahkan untuk saling bekerja sama demi memastikan risiko keamanan jaringan 5G bisa terkendali. Dengan demikian, operator seluler yang nantinya menggunakan 5G mesti lolos uji verifikasi keamanan perangkat jaringan berstandar tinggi.
Adapun, standar keamanan perangkat jaringan yang direkomendasikan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan asosiasi-asosiasi jaringan telekomunikasi nasional, mesti mengacu kepada Network Equipment Security Assurance Scheme atau NESAS dari GSMA.
Standar keamanan NESAS tersebut mengacu kepada spesifikasi jaminan keamanan atau Security Assurance Specification (SCAS) dari the 3rd Generation Partnership (3GPP).
Perlu diketahui, NESAS merupakan standar tata cara penilaian keamanan siber yang ditetapkan oleh GSMA dan 3GPP bersama dengan para operator global terkemuka, vendor, mitra industri dan regulator, serta telah diterima secara luas di dunia industri.
NESAS menyediakan kerangka kerja jaminan keamanan bagi dunia industri untuk memfasilitasi peningkatan tingkat keamanan kepada seluruh industri seluler. Dengan lolos evaluasi NESAS, dipastikan peralatan yang digunakan pelaku usaha memenuhi ketentuan keamanan dan keandalan jaringan 5G.
Uji keamanan mengacu kepada SCAS yang ditentukan oleh 3GPP untuk menilai keamanan perangkat jaringan. Penilaian ini juga menjadi referensi penting bagi para pemangku kepentingan, seperti operator, vendor peralatan, regulator atau pemerintah, serta penyedia layanan aplikasi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian berharap kemunculan berbagai teknologi terbaru di dunia TI seperti teknologi 5G memberi dampak positif terhadap kesejahteraan dan taraf hidup bangsa Indonesia.
"Untuk itu risiko keamanan siber yang mungkin timbul harus dikelola dan diantisipasi dengan baik. Industri dan segenap pemangku kepentingan harus memastikan standar keamanan dalam penerapan teknologi terbaru," tegas Hinsa melalui siaran pers seperti dikutip Bisnis, Sabtu (14/87/2021).
Dia juga mendorong semua pemangku kepentingan menjamin keamanan terhadap kepentingan masyarakat dan bangsa Indonesia. Salah satunya, kata Hinsa, dengan pemenuhan sertifikasi keamanan perangkat yang mengacu pada standar Global dan memenuhi aturan Standar Nasional Indonesia.
Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno menambahkan kepercayaan terhadap pelaku industri dalam memanfaatkan jaringan 5G harus didasarkan pada fakta yang dapat diverifikasi sesuai dengan standar bersama.
Menurutnya, hal tersebut merupakan cara yang efektif untuk membangun kepercayaan pada era digital. Dengan demikian, kata Sarwoto, jaminan keamanan siber adalah tujuan yang harus dicapai bersama-sama oleh vendor, operator, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya.