Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan di bidang bioteknologi, Nusantics mengatakan memiliki sejumlah strategi untuk meningkatkan kapasitas tes dan pelacakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Head of Business Unit & Group Marketing Nusantics Tri Nuraini mengatakan pada 2020 bersama BPPT, perusahaan mengembangkan PCR swab test lokal pertama di Indonesia yang saat ini telah diproduksi secara massal oleh PT Bio Farma (Persero).
“Jutaan test kit ini pun telah digunakan di seluruh Indonesia. PCR swab test kit buatan lokal ini lebih akurat dan juga lebih mudah dijangkau,” katanya, Minggu (27/6/2021)
Adapun, dia mengatakan perusahaan juga baru saja meluncurkan layanan terbaru mereka yaitu Nusantics Covid Air Testing yang dapat mendeteksi keberadaan virus Corona di udara, terutama di dalam ruangan.
Menurutnya, sebagai perusahaan bioteknologi yang berfokus pada riset dan teknologi terkait microbiome, perusahaan memiliki kapabilitas untuk mendeteksi dan memonitor microbiome dalam udara, termasuk diantaranya adalah virus Corona.
Tidak hanya itu saja, dia melanjutkan perusahaan juga sedang mengembangkan PCR Gargle, yaitu test kit Covid yang diklaim sangat efektif dan akurat, dan pada prosesnya sangat mudah hanya dengan berkumur dan meludah.
“Saat ini kami sudah mulai produksi juga dengan Bio Farma,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengamini pandemi memberi momentum kepada perusahaan untuk terus berkontribusi terhadap penanganan pandemi Covid-19 dan tentunya menumbuhkan bisnis perusahaan, tetapi dia enggan menyebutkan berapa peningkatan pertumbuhannya.
Dia menjelaskan perusahaan tidak melihat iklim bisnis sebagai persaingan, tetapi sebagai katalis untuk selalu bertumbuh dan memberikan yang terbaik untuk berkontribusi.
Menurutnya, kolaborasi dan sinergi juga menjadi bagian penting dalam perjalanan perusahaan sehingga dapat berkontribusi secara maksimal dalam penanganan pandemi, menjawab tantangan kesehatan, serta penyelesaian masalah lingkungan.
Dia mengungkapkan untuk tahun ini perusahaan masih ingin fokus pada layanan pengecekan microbiome kulit yaitu Biome Scan, pengecekan microbiome di udara melalui Nusantics Covid Air Testing, dan PCR Gargle metode baru untuk testing Covid-19 cukup dengan berkumur.
Nusantics memiliki inti bisnis di riset microbiome dan teknologi. Adapun, microbiome adalah kumpulan mikroorganisme yang ada di setiap lingkungan.
Menurutnya, pengembangan pengetahuan dan teknologi dalam inovasi berbasis microbiome dapat menjawab berbagai tantangan, dari kesehatan, kecantikan, hingga lingkungan.
“Jadi tentu saja kami sangat optimis dengan bertumbuhnya bisnis pada tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Namun, seperti kami jelaskan diatas, pandemi ini justru memberi kami momentum untuk terus berinovasi melalui kapabilitas kami di riset dan teknologi microbiome,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan perusahaan rintisan di bidang bioteknologi berpotensi untuk maju ke depannya karena sektor ini dapat dimanfaatkan untuk banyak hal.
“Namun ini bukan seperti startup lainnya karena harus kuat penelitian, pengujian dan sertifikasi pemasaran yang tidak mudah, beda dengan layanan kesehatan yang terdongkrak signifikan karena pandemi,” ujarnya.
Menurutnya, untuk meningkatkan kehadiran pemain baru di bidang tersebut pemerintah harus menggalakan kemampuan penelitian yang harus banyak dilakukan dan tentunya didukung termasuk dalam segi pembiayaan.
Selain itu, dia melanjutkan dari sisi pengujian juga perlu dukungan besar. Dan tak ketinggalan sertifikasi untuk bisa diedarkan.
“Ini mata rantai yang tidak bisa berkembang atas ajakan dan dorongan saja, tapi memang agak unik. Dan peran investor akan sangat signifikan. Sebab faktor kegagalannya juga sangat besar.”