Bisnis.com, JAKARTA - Warung makan tradisional seperti warteg atau sejenisnya sering kali menjadi pilihan tempat makan sebagian masyarakat Indonesia. Sebab, dengan harga yang terjangkau, sudah bisa menikmati menu makan kenyang dengan aneka pilihan lauk pauk.
Namun, pandemi Covid-19 yang terjadi setahun terakhir ini telah menekan bisnis usaha warung makan tradisional ini. Apalagi higienitas menjadi hal penting yang dipertimbangkan konsumen saat akan membeli makanan sehingga warteg yang sebagian besar kondisinya dinilai kurang higienis perlahan ditinggalkan konsumen.
Berangkat dari kondisi tersebut, Peter Shearer yang memang menjadi salah satu pelanggan setia warteg memiliki solusi agar kondisi warteg menjadi lebih profesional, pun pemilik usahanya juga dapat naik kelas, melalui aplikasi platform Wahyoo.
Sebetulnya, perusahaan startup Wahyoo ini telah didirikan sejak 2017 lalu dengan tujuan agar warung tradisional bisa menjadi lebih profesional dengan kualitas rasa yang nikmat dan kondisi warung yang lebih higienis sehingga tidak kalah dibandingkan dengan restoran.
“Kami berfokus membantu warung makan tradisional agar dapat lebih bersaing, dengan menyediakan platform yang meliputi kemudahan berbelanja, layanan teknologi pendukung, pelatihan wirausaha, kegiatan komunitas, dan renovasi warung,” tuturnya.
Pendampingan dan pelatihan kewirausahaan juga menjadi satu hal penting yang diterapkan oleh Wahyoo agar para pelaku usaha warung juga dapat naik kelas dan bisa lebih profesional dalam mengembangkan usahanya sehingga warungnya tersebut dapat menjadi usaha yang berkelanjutan.
“Karakter solution maker ini merupakan tuntutan yang harus dihadapi saat memberikan pendampingan kepada para mitra Wahyoo. Namun justru dengan terbiasanya mencari solusi, mereka terpacu menjadi lebih kreatif dan inovatif yang semakin memperkuat karakter dan jiwa pengusaha mereka,” ungkapnya.
Peter mengatakan dengan dirinya membantu para pemilik warteg lebih maju dan profesional maka ada kepuasan tersendiri yang dia rasakan, di samping hanya sekadar fokus pada keuntungan diri sendiri.
Apalagi warteg dan warung makan tradisional sejenis memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia di sektor mikro.
Memang diakui olehnya, tidak mudah mengubah kebiasaan manual dari para pemilik warung tradisional pada budaya digital. Namun dengan prinsip teknologi hadir untuk membantu memudahkan dan mengefisienkan pekerjaan manusia, Wahyoo saat ini berhasil merangkul lebih dari 16 ribu warung makan di kawasan Jabodetabek.
Menurut Peter, keberhasilan itu tidak lepas dari keberhasilan Wahyoo dalam memberikan beberapa manfaat nyata kepada para mitra. Selain mendatangkan customer lebih banyak secara daring, fitur Wahyoo juga memungkinkan mereka mendapatkan bahan baku hasil pertanian dan sembako berkualitas dari brand mitra Wahyoo yang lain.
Cukup pesan melalui aplikasi Wahyoo, bahan-bahan makanan dan sayuran yang mereka butuhkan sudah diantar sampai di depan warung. Tidak perlu ke pasar tiap pagi, tidak perlu naik motor dan tidak perlu repot tawar-menawar. Aplikasi ini dihadirkan setelah Wahyoo mendapatkan masukan dari pelanggan.
“Dan dari sisi bisnis, layanan ini sekarang malah berkembang menjadi salah satu backbone bisnis kami. Karena itu, jangan segan-segan ngobrol dengan customer untuk mencari masukan,
kalau jeli kita akan mendapatkan berbagai opportunity dari sana,” lanjutnya.
Pada dasarnya, jelas Peter, pengusaha memang harus memiliki mindset seperti dokter yang melakukan diagnosa untuk mencari tahu apa penyakit/problem yang diderita pasien. Jika problem tersebut berhasil dicarikan solusi, Peter yakin ‘pasien’ bersedia membayar berapapun asal masalah mereka teratasi.
Karena itu, Wahyoo juga menyediakan fitur yang memudahkan para pemilik warung dalam mengelola keuangan mereka. Jamak dipahami, salah satu kebocoran bisnis warung makanan segmen kelas bawah seperti warteg adalah banyaknya konsumen yang berutang. Untuk mengatasi masalah ini, Wahyoo menyediakan fitur yang membantu mengingatkan masa jatuh tempo setiap pengutang.
“Harapan kami sih, bisnis mereka bisa berjalan layaknya resto modern,” ujarnya.