Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan rintisan (startup) solusi digital untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), BukuKas mendapatkan pendanaan Seri B sebesar US$50 juta (setara Rp709 miliar) yang dipimpin oleh Sequoia Capital India.
Adapun, pendanaan seri B ini hanya berjarak empat bulan setelah putaran pendanaan Seri A sebesar US$10 juta (setara Rp141 miliar). Putaran pendanaan kali ini juga diikuti oleh sejumlah angel investor ternama seperti Gokul Rajaram, dan Taavet Hinrikus, salah satu pendiri TransferWise.
CEO dan Co-Founder BukuKas, Krishnan Menon mengatakan bahwa suntikan dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat tim engineering dan produk BukuKas di kedua kantornya yaitu Jakarta dan Bangalore.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan dari para investor. Kami senang menyambut mereka untuk mengikuti fase selanjutnya dari perjalanan kami. Putaran investasi baru ini akan mendorong pertumbuhan kami seiring upaya yang tengah dijalankan dalam rangka membangun solusi keuangan lengkap untuk usaha kecil yang kami yakini sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia,” katanya lewat rilisnya, Selasa (17/5/2021).
Tidak hanya itu, dia mengatakan pendanaan ini juga akan digunakan BukuKas dalam memperluas jangkauan layanan yang ditawarkan kepada para pebisnis agar sejalan dengan visi perusahaan untuk menyediakan software yang menyeluruh (end-to-end) bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia.
Sekadar catatan, BukuKas yang diluncurkan pada Desember 2019 dan diinkubasi oleh Whiteboard Capital. Sebelumnya startup ini telah menempatkan posisi kepemimpinan yang kuat di pasar aplikasi pencatatan keuangan digital, baik dalam hal skala dan tingkat penggunaan dalam kurung waktu 17 bulan sejak diluncurkan.
Hingga April 2021, BukuKas telah merangkul 6,3 juta pemilik toko dan pelaku usaha kecil ke. Startup ini juga memiliki 3 juta pengguna aktif bulanan (Monthly Active Users/MAU), dengan akumulasi pencatatan nilai transaksi tahunan senilai hampir US$25,9 miliar (sekitar Rp360 triliun) setiap tahunnya, atau setara dengan 2,2 persen dari PDB Indonesia.
“Pada akhir 2022, BukuKas menargetkan untuk menggandeng sejumlah 20 juta pelaku UMKM ke dalam platform kami,” ujarnya.
Putaran pendanaan terbaru itu diumumkan tepat setelah BukuKas merilis fitur pembayaran baru 'BukuKasPay' pada pertengahan April 2021.
Melalui fitur baru BukuKasPay, pelaku usaha kecil dapat membayar ke pemasok mereka dengan tepat waktu dan dapat menagih hutang kepada konsumen mereka secara digital melalui berbagai metode pembayaran digital yang meliputi Virtual Account Bank, QRIS, serta dompet elektronik populer seperti OVO, DANA, GoPay, LinkAja, dan ShopeePay.
“Hanya dalam 4 minggu sejak BukuKasPay diluncurkan, kami telah mencatat transaksi pembayaran bulanan sebanyak puluhan juta dolar Amerika Serikat (AS) di dalam platform BukuKas,” katanya.
Pada September 2020, BukuKas juga telah mengambil beberapa langkah strategis dimana mereka mengakuisisi aplikasi buku besar digital 'Catatan Keuangan Harian' untuk memperluas pangsa pasar mereka.
BukuKas kemudian meluncurkan platform pembuatan toko online 'Tokko' guna memfasilitasi pelaku bisnis agar dapat berjualan secara lebih efektif di saluran perdagangan sosial dan mendigitalisasi toko mereka. Setelah 6 bulan berjalan, Tokko telah dimanfaatkan oleh 1,3 juta pelaku bisnis kecil dan menengah.