Bisnis.com, JAKARTA – Persaingan yang ketat dan pandemi Covid-19 disinyalir menjadi penyebab merosotnya pendapatan operator seluler Indonesia.
Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk. Tri Wahyuningsih mengatakan pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia dan global telah membuat daya beli masyarakat menurun.
Tak hanya itu, kegiatan bisnis di berbagai sektor mengalami kelesuan sehingga memberi tekanan cukup berat kepada industri telekomunikasi.
Di tengah pendapatan yang kurang optimal karena daya beli melemah, kata Ayu, operator juga dihadapkan dengan dinamika kompetisi dan beban biaya operasional yang tetap berjalan selama pandemi atau sepanjang 2020. Alhasil kinerja perusahaan pun makin tertekan.
“Kompetisi yang makin ketat dan perubahan perilaku pelanggan menjadi tantangan,” kata Ayu kepada Bisnis, Selasa (3/3).
Untuk diketahui, berdasarkan Corporate Presentation XL, secara kuartal, pendapatan per pelanggan prabayar dan pascabayar (Average Revenue per User/ARPU) XL terus mengalami penurunan pada kuartal II/2020- IV/2020 atau selama pandemi.
Tercatat pada kuartal II/2020 ARPU Prabayar XL senilai Rp36.000. Angka ini turun menjadi Rp35.000 pada kuartal III/2020 dan kembali turun menjadi Rp33.000 pada kuartal IV/2020.
Dari sisi ARPU pascabayar, XL sempat mengalami penurunan pada kuartal I/2020 – II/2020, yaitu dari Rp114.000 ke Rp111.000. ARPU XL kembali turun pada kuartal ketiga menjadi Rp110.000 dan tumbuh stagnan pada kuartal IV/2020.
Adapun dari sisi pendapatan, secara kuartal, XL mencatatkan penurunan. Tercatat pada kuartal kedua 2020 pendapatan XL senilai Rp6,58 triliun, turun menjadi Rp6,57 triliun pada kuartal III/2020. Penurunan secara kuartal kembali terjadi pada kuartal IV/2020 menjadi Rp6,35 triliun.
Penurunan ARPU dan pendapatan tersebut berseberangan dengan jumlah lalu lintas data yang terus mengalami peningkatan setiap kuartalnya, dari 1.221.000 TB pada kuartal II/2020 menjadi 1.376.000TB pada kuartal akhir tahun lalu.
Meski membuat industri telekomunikasi tertekan, Ayu menyebut pandemi juga memberi peluang seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan telekomunikasi. Masyarakat makin melek digital dan banyak usaha-usaha mikro yang mulai bertransformasi ke daring untuk berjualan.
XL pun berkomitmen untuk terus meningkatkan jaringan dengan membangun Base Transceiver Station (BTS) dan fiberisasi di 9.000 site sepanjang 2021, untuk melayani tingginya permintaan layanan data dari masyarat.
“Peluangnya layanan telekomunikasi menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari,” kata Ayu.
Sebelumnya, Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini sempat menyampaikan bahwa persaingan yang ketat muncul karena jumlah pemain terlalu padat. Dian menyambut positif dengan rencana operator yang ingin berkonsolidasi.
"Sudah terlalu banyak pemain operator telekomunikasi dan bahkan cenderung brutal. Tentu kami menanggapi positif jika ada operator yang melakukan konsolidasi," kata Dian.