Gara-Gara Fitur "Tag Suggestion" Facebook Bayar Kompensasi US$650 Juta

Rezha Hadyan
Senin, 1 Maret 2021 | 11:23 WIB
Facebook
Facebook
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Facebook terpaksa membayar kompensasi sebesar US$650 juta kepada pengguna yang menuntutnya ke pengadilan karena membuat dan menyimpan pindaian wajahnya tanpa izin.

Facebook dituntut oleh Jay Edelson, seorang pengacara di Illionis, Amerika Serikat pada akibat teknologi pengenalan wajah Facebook dalam fitur penandaan foto atau "tag suggestion".

Melansir CNET pada Senin (1/3), fitur "tag suggestion" menurut Eedelson telah melanggar Undang-Undang Privasi Informasi Biometrik Illionis yang mengatur pengenalan wajah, sidik jari, dan teknologi biometrik lainnya di negara tersebut. Fitur tersebut dianggap melakukan identifikasi wajah tanpa izin terhadap foto-foto yang diunggah ke Facebook.

“Biometrik adalah salah satu dari dua medan pertempuran utama, bersama dengan geolokasi, yang akan menentukan hak privasi kami untuk generasi berikutnya,” kata Edelson.

Edelson mengajukan tuntutan ke pengadilan pada Januari 2020. Tak lama setelah tuntutan diajukan, Facebook mengusulkan kompensasi sebesar US$550 juta untuk penyelesaian kasus pelanggaran privasi itu.

Namun, pada Juli 2020, Hakim Distrik AS James Donato menyataka bahwa angka tersebut termasuk rendah untuk sebuah kasus pelanggaran privasi.

"US$650 juta adalah pencapaian yang baik untuk sebuah kasus pelanggaran privasi. Karenna ini adalah salah satu kasus penting terkait pelanggaran privasi," ujar Donato.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan resmi, Facebook menyatakan bahwa mereka senang telah mencapai penyelesaian sehingga dapat melewati masalah ini.
Menurut Facebook, masalah ini merupakan kepentingan terbaik komunitas dan pemegang saham Facebook.

Tuntutan terkait pelanggaran privasi bukan yang pertama kali terjadi di Illionis. Sebelumnya, Sony lewat produk anjing robotnya juga sempat menghadapi masalah serupa.

Anjing robot itu dipermasalahkan lantaran memiliki kamera di hidungnya dan teknologi pengenalan wajah sehingga dapat mengidentifikasi orang-orang di sekitarnya dan meresponnya. Akibatnya, Sony tidak bisa menjual Aibo di Illinois.

Tahun lalu, dua anak di Illionis juga menggugat Google karena diduga mengumpulkan pemindaian wajah jutaan siswa melalui Google Classroom.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rezha Hadyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper