Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan fenomena dentuman yang terjadi beberapa pekan terakhir karena adanya benda ilmiah yang masuk atmosfer.
Selain itu, LAPAN juga menduga suara dentuman itu juga muncul akibat adanya lapisan inversi di atmosfer.
Melalui keterangan resmi di laman lapan.go.id, Kordinator Humas LAPAN Jasyanto mengatakan bahwa lapisan inversi adalah lapisan yang hangat dan berada di atas lapisan atmosfer yang dingn.
"Pada kondisi normal, suhu atmosfer turun bersama ketinggian, sehingga lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat," kata Jasyanto, seperti dikutip Senin (8/2/2021).
Namun, Jasyanto menjelaskan bahwa pada lapisan inversi terjadi sebaliknya, yaitu lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin, karena itu disebut inversi atau terbalik.
Proses lapisan inversi biasanya terjadi pada malam dan dini hari, sebab udara di dekat permukaan mendingin sementara udara di atas tetap hangat.
"Lapisan inversi juga dapat terjadi karena aliran udara hangat atau dingin [adveksi] dan bertemunya udara hangat/dingin [front]. Lapisan inversi merupakan sesuatu yang biasa dan normal terjadi dalam dinamika atmosfer," jelasnya.
Lebih lanjut, Jasyanto menuturkan inversi dapat terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan 5 kilometer (km).
"Bahkan terjadi pada ketinggian sekitar 17 km [tropopause], dan luasnya bervariasi dari skala lokal hingga regional," sambungnya.
Lapisan inversi memiliki beberapa dampak, yaitu menahan pengangkatan udara ke atas ataua konveksi. Hal ini dapat mengakibatkan terkumpulnya energi di dekat permukaan dan dilepaskan dalam bentuk thunderstorm yang kuat.
Selain itu, lapisan inversi juga dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan.
"Lapisan inversi dapat menyebabkan suara dipantulkan atau dibelokan sampai ke tempat yang lebih jauh," paparnya.
Sejauh ini, belum ada bukti mengenai lapisan inversi dapat memecahkan kaca. Sebab, keberadaan lapisan inversi juga perlu dibuktikan dengan data, misalnya dari pengukuran radiosonde atau alat lainnya.
"Energi suara yang merambat akan mengalami pelemahan yang cepat bersama jarak, apalagi jika mengalami pemantulan, di mana sebagian besar energi akan diserap atau diteruskan," ujarnya.
Sementara untuk memecahkan kaca diperlukan energi suara yang cukup kuat, shock, blast, atau proses resonansi dengan frekuensi yang tepat.