13 Bencana Alam Paling Fenomenal di Dunia Sepanjang 2020

Syaiful Millah
Senin, 28 Desember 2020 | 18:30 WIB
Grafik hasil pencatatan seismometer/seismograf, alat pencatat besaran gempa bumi./Reuters
Grafik hasil pencatatan seismometer/seismograf, alat pencatat besaran gempa bumi./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - 2020 merupakan tahun yang dramatis dengan pandemi Covid-19 mendominasi dunia. Selain itu, sejumlah peristiwa alam yang mengerikan seperti badai, gempa bumi, dan kebakaran hutan mewarnai tahun ini.

2020 membawa rekor musim badai Atlantik, banyak kebakaran hutan yang mengancam jiwa dan terjadi sejumlah gempa bumi yang cukup parah. Beberapa bencana merupakan bagian dari siklus geologi dan yang lainnya merupakan efek dari perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Dilansir dari Live Science, Senin (28/12) berikut ini adalah beberapa bencana alam besar yang terjadi sepanjang tahun 2020.

1. Gempa Karibia

Salah satu gempa bumi terbesar tahun adalah gempa yang melanda Karibia pada Januari 2020 dengan kekuatan 7,7 skala Richter. Tidak ada korban yang meninggal, tetapi guncangannya dirasakan hingga Miami dan sebagian Semenanjung Yucatan di Meksiko.

Wilayah tempat gempa melanda berada pada batas Lempeng antara Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Karibia. Periode akhir 2019 dan awal 2020 adalah waktu aktif di perbatasan lempeng.

2. Letusan gunung berapi Taal, Filipina

Pada 12 Januari, Gunung berapi Taal di pulau Luzon, Filipina mengalami aktivitas besar-besaran, mengirimkan awan abu ke angkasa. Letusannya segera meningkat, menciptakan semburan uap dan abu setinggi 14 kilometer. Ini adalah pertama kalinya gunung berapi itu meletus dalam 40 tahun terakhir.

Saat awan abu melayang lebih dari 100 mil atau sekitar 62 kilometer ke utara, penduduk yang tinggal di dekat gunung harus mengungsi. Buletin Manila melaporkan letusan menyebabkan 39 kematian, sebagian besar akibat serangan jantung atau peristiwa medis lainnya.

3. Gempa Elazig, Turki

Peristiwa seismologi lainnya terjadi di Turki pada 24 Januari, ketika gempa bumi berkekuatan 6,7 skala Richter melanda provinsi Elazig. Kendati gempa ini lebih kecil dari yang melanda bagian utara Jamaika, gempa tersebut jauh lebih merusak.

Dilaporkan 41 orang tewas dan 1.000 orang luka-luka. Banyak kematian disebabkan oleh bangunan yang runtuh, yang menjebak puluhan orang di reruntuhan saat kru penyelamat berjuang untuk mencapai mereka.

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa relatif dangkal, hanya 6,2 mil atau sekitar 10 kilometer. Gempa bumi dangkal menyebabkan guncangan yang lebih hebat di permukaan, meningkatkan intensitas dan kerusakan akibat gempa.

4. Kebakaran besar di Australia

Pada 2020, dunia menyaksikan kengerian kebakaran hutan yang melanda Australia, bergabung menjadi kebakaran besar atau mega di Victor ia dan New South Wales. Musim kebakaran 2019-2020 di Australia membakar lebih dari 12 juta hektare dan menewaskan sedikitnya 33 orang dan lebih dari 1 miliar hewan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Earth Future pada November lalu mengumpulkan domino iklim yang menyebabkan bencana besar ini seperti kekeringan jangka panjang, kelembapan tanah permukaan, kecepatan angin, dan sebagainya.

5. Gempa Oaxaca, Meksiko

Pada 23 Juni, gempa bumi kuat mengguncang Oaxaca dan menyebabkan gedung-gedung berhoyang hingga ke Mexico City. Gempa berkekuatan 7,4 SR itu berpusat pada 5,6 mil Tenggara Santa Maria Xadani, di pantai Oaxacan.

Gempat terjadi di zona subduksi di mana Lempeng Cocos turun di bawah Lempeng Amerika Utara. Pergerakan kedua Lempeng ini menciptakan apa yang disebut sebagai sesar terbalik, yang terjadi saat kerak bumi dikompresi.

Salah satu patahan inilah yang tergelincir, menyebabkan gempa Oaxaca. Zaona subduksi ini juga menjadikan pantai selatan Meksiko aktif secara seismik dalam konteks yang lebih umum.

6. Guncangan di Alaska

Gempa bumi terkuat pada 2020 adalah gempa berkekuatan 7,8 SR yang melanda lepas pantai Alaska pada 22 Juli lalu. Gempa itu terjadi pada patahan dorong di mana satu bagian dasar laut bergeser di atas yang lainnya.

Untungnya, Semenanjung Alaska berpenduduk sedikit. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Meski sudah ada peringatan tsunami yang dikeluarkan, tidak ada gelombang ombak besar yang terwujud.

7. Kebakaran California

Sama seperti Australia yang mengalami musim kebakaran dramatis, Amerika Utara juga menyaksikan bagian api kebakaran menyulut begitu museum panas bergulir di Belahan Bumi Utara.

California sangat terpengaruh dengan lebih dari 1,65 juta hektare terbakar, 10.488 bangunan hancur, dan 33 kematian tercatat. Kebakaran kompleks Agustus adalah salah satu yang paling besar yang tercatat dalam sejarah California.

Api tersebut menghanguskan lebih dari 400.000 hektare di Mendocino, Humboldt, Trinity, Tehama, Glenn, dan Colusa. Butuh waktu 3 bulan untuk memadamkan api sepenuhnya, yang dimulai pada 16 dan 17 Agustus.

8. Kebakaran Colorado

Saat California terhuyung-huyung dari Kebakaran Kompleks Agustus, kebakaran hutan di Colorado juga membuat rekor baru. Dikenal dengan Cameron Peak Fire, kebakaran telah menghanguskan sekitar 84.000 hektare area yang menjadikannya sebagai kebakaran hutan terbesar di Colorado.

Kebakaran te rsebut telah menggulingkan rekor sebelumnya, hanya selang waktu sebulan ketika Pine Gulch Fire berkobar di atas 56.000 hektare area. Pada Oktober, Colorado juga mencatatkan kebakaran lainnya yang dikenal dengan East Troublesome Fire.

Itu berarti tiga kebakaran teratas dalam sejarah Colorado semuanya terjadi pada 2020. Potensi ledakan didorong oleh kekeringan, panas dan bahan bakar yang melimpah. Ini telah membunuh sebagian besar hutan pinus di negara tersebut.

9. Gempa fatal di Turki

Pada 30 Oktober waktu setempat, gempa bumi berkekuatan 7,0 SR mengguncang Turki dan menewaskan sekitar 117 orang serta melukai lebih dari 1.000 orang. Pusat gempa berada di Laut Aegea yang memicu tsunami kecil di jalan distrik Seferihisar Izmir.

Turki sendiri terletak di wilayah yang kompleks secara seismik, dengan interaksi antara Lempeng Afrika, Lempeng Eurasia, dan Lempeng mikro Anatolia. Ada 29 gempa berkekuatan 6 atau lebih besar di daerah itu dalam 100 tahun terakhir.

10. Badai Eta

Musim badai 2020 yang memecahkan rekor melihat 30 badai bernama, 13 di antaranya menjadi badai dan salah satu yang paling mematikan adalah Badai Eta, yang masuk dalam kategori kekuatan 4 dengan kecepatan angin mencapai 240 kilometer/jam.

Dilaporkan sekitar 150 orang di Amerika Tengah kehilangan nyawa akibat peristiwa ini dan banyak di antaranya meninggal setelah terkubur dalam tanah longsor di Guatemala. Badai juga menyebabkan kerusakan senilai US$7,2 miliar.

11 Badai Iota

Musim badai pada 2020 membawa satu peristiwa badai yang mencapai kekuatan kategori 5, yakni badai Iota yang kecepatan angginnya mencapai 260 kilometer/jam. Iota terbentuk pada 13 November, menjadikannya badai terbaru yang memperkuat badai kategori 5.

Badai tersebut memengaruhi Karibia dan Amerika Tengah, sebagian di antaranya masih terguncang. Dilaporkan sedikitnya 45 orang tewas dengan lusinan lainnya dilaporkan hilang setelah badai berlangsung.

12. Letusan Gunung di Stromboli, Italia

Gunung berapi Stromboli di Italia adalah salah satu gunung berapi paling aktif di bumi dan telah meletus terus-menerus selama sekitar 2.000 tahun. Sebagian besar aktivitasnya kecil berupa ledakan gas dan lava yang menyembur di atas tepi gunung berapi.

Kadang-kadang, Stromboli mengeluarkan suara gemuruh yang lebih besar. Ini terjadi pada November lalu, ketika ledakan besar mengirimkan kolam abu ke udara dan longsoran aliran piroklastik menyapu lereng gunung berapi.

13. Letusan Gunung Etna di Italia

Peristiwa ini terjadi pada akhir tahun 2020, tepatnya pada 14 Desember ketika gunung Etna di Italia meledakkan aliran laca bercahaya, yang mengganggu perjalanan udara dan menciptakan pertunjukan kekuatan geologi yang mengesankan dengan semburan setinggi 4.000 meter ke atas.

Sejarawan dan penulis sejarah kuno telah mencatat bahwa gunung ini mulai meletus sejak tahun 1.500 sebelum masehi. Gunung berapi tersebut juga diperkirakan telah aktif selama 500.000 tahun.

Sebagian besar aktivitas letusan Etna tidak mengancam pusat populasi di sekitarnya. Hanya beberapa yang tercatat menghancurkan misalnya pada 1928 dengan aliran lahar besar dan 2018 yang melukai sekitar 30 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper