Punya Jaringan 5G, Operator Seluler Bakal Laris Manis Tahun Depan

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 27 Desember 2020 | 16:04 WIB
Ilustrasi teknologi 5G./REUTERS-Yves Herman
Ilustrasi teknologi 5G./REUTERS-Yves Herman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Operator seluler yang memiliki jaringan 5G dinilai bakal lebih mudah mendapatkan jumlah pelanggan pada tahun depan seiring dengan kecepatannya yang lebih tinggi dari 4G.

Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhammad Ridwan Effendi mengatakan jaringan 5G menjadi pembeda dalam persaingan memperebutkan pelanggan. 5G dapat digunakan untuk menggantikan layanan internet tetap atau fixed broadband di sejumlah kawasan termasuk kawasan super prioritas.

"Walaupun [jaringan 5G dengan frekuensi 2,3 GHz] tidak optimum, akan tetap menjadi game changer. Kecepatannya masih lebih tinggi dari 4G, dan tentunya akan memberikan branding yang baik,” kata Ridwan kepada Bisnis.com, Minggu (27/12/2020).

Dia menjelaskan maksimal frekuensi yang digunakan oleh pemenang lelang 2,3 GHz – Telkomsel dan Smartfren – hanya 40 MHz, tetapi dapat digunakan untuk memberikan layanan internet yang lebih cepat dan mengembangkan produk.

Sebaliknya, Tri Indonesia yang hanya memiliki 10 MHz, perlu bekerja sama dengan operator lainnya - melalui berbagi spektrum frekuensi – agar dapat mengembangkan produk yang dapat bersaing.

Adapun jumlah pelanggan Telkomsel, Smartfren dan Tri hingga kuartal III/2020, masing-masing sebanyak 170 juta pelanggan, 29 juta pelanggan, dan 38 juta pelanggan.

Dia berpendapat bahwa 5G pada 2,3 GHz nantinya akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kecepatan layanan seluler (enhanced mobile broadband/eMBB) oleh para pemenang lelang. Adanya tambahan beberapa lebar pita lagi, layanan operator seluler dapat menggantikan layanan internet tetap, termasuk internet rumah (fiber to the home/ FTTH), sehingga beberapa wilayah di kawasan super prioritas dan wilayah lainnya akan lebih tertib karena minim kabel,

“Setelah bandwidth cukup nanti bisa menjadi alternatif pengganti fixed broadband juga. Itu used case yang cukup terkenal di negara yang sudah mengimplementasikan ini,” kata Ridwan.

Meski demikian untuk menggantikan layanan internet tetap bukanlah yang mudah karena dibutuhkan sekitar 100 MHz per operator yang letak frekuensinya berdampingan.

Dengan skema ini tentu setiap operator seluler pemenang lelang di pita 2,3 GHz tidak dapat melakukannya jika sendirian. Ketiganya – Telkomsel, Tri, dan Smartfren - harus bergabung sehingga akumulasi frekuensi yang dimiliki sebesar 90 MHz.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper