Startup Asal Colorado Bervaluasi US$1 Miliar, Bangun ‘Concorde’ Abad 21

Lukas Hendra TM
Rabu, 16 Desember 2020 | 08:17 WIB
Gambar konsep pesawat supersonik Boom/boom.aero
Gambar konsep pesawat supersonik Boom/boom.aero
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Boom Technology Inc., yang saat ini telah menjadi unicorn, mengharapkan pengujian prototipe pesawat penumpang dengan teknologi jet supersonic akan dilakukan pada tahun depan.

Startup yang berbasis di Colorado, AS, sukses mengumpulkan pendanaan senilai US$50 juta yang akan membawa valuasi perusahaan menjadi lebih dari US$1 miliar.

Investasi tersebut, yang dipimpin oleh Michael Marks dari WRVI Capital, membuat total pendanaan Boom menjadi US$210 juta, dan membawa perusahaan selangkah lebih dekat ke tujuannya yaitu penerbangan berkecepatan tinggi yang dapat diakses secara luas. 

“Tujuan perusahaan adalah menjadikan jet berkecepatan tinggi sebagai pilihan termurah di pasaran,” kata Chief Executive Officer  Boom Technology Blake Scholl, dikutip dari Bloomberg, Selasa (15/12/2020).

Boom berencana untuk memulai dengan tarif yang kira-kira sama dengan kelas bisnis sebelum menurunkannya ke tingkat kelas ekonomi. Namun, jangan dulu membuat rencana perjalanan.

Pesawat ini masih dalam tahap desain, dengan prototipe yang dijadwalkan terbang tahun depan. Sementara, perusahaan berencana untuk membangun pabrik untuk pesawat skala penuh pada 2022.

Jika dapat mengikuti jadwalnya, Boom dapat memulai penerbangan uji coba untuk pesawat komersial pertamanya pada 2026. “Semua itu akan membutuhkan lebih banyak dana,” kata Scholl.

Namun, maskapai penerbangan termasuk Japan Airlines telah menempatkan praorder untuk jet tersebut, yang akan dapat terbang dua kali lebih cepat dari pesawat komersial yang ada.

Boom Supersonic, sebutan perusahaan itu, didirikan pada 2014 oleh Scholl, yang sebelumnya membangun startup aplikasi belanja seluler yang ia jual ke Groupon Inc.

Investor Boom yang ada termasuk Emerson Collective dari filantropis Laurene Powell Jobs, salah satu pendiri Stripe John Collison, perusahaan ventura Bolt dan Y Combinator Continuity.

Concorde, sebuah kapal induk supersonik sebelumnya, berhenti terbang pada tahun 2003. Boom memanfaatkan teknologi baru, seperti menggunakan serat karbon untuk membangun badan pesawat, perusahaan berharap dapat menggunakan lebih sedikit bahan bakar dan memiliki keunggulan lain dibandingkan Concorde.

“Ini juga akan berjalan sepenuhnya dengan bahan bakar terbarukan,” ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Lukas Hendra TM
Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper