Bisnis.com, JAKARTA – Permasalahan mengenai keterbatasan jumlah talenta digital masih menjadi masalah di Indonesia dalam mendorong industri ekonomi digital. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berharap agar perguruan tinggi di Indonesia bekerja sama dengan perusahaan rintisan besar seperti Traveloka, Gojek, dan Tokopedia, untuk mengisi gap.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan perekonomian digital di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Saat ini, klaim Nizam, angkanya sudah mencapai di atas US$50 miliar dengan prediksi pada 2025 angkanya tumbuh empat kali lipat.
Selain itu, dia juga berpendapat bahwa pandemi Covid-19 telah mendorong tranformasi digital yang berdampak pada laju ekonomi digital yang makin cepat. Indonesia dinilai membutuhkan lebih banyak talenta digital, unuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
“Estimasi Menteri Perekonomian dalam 5 tahun ke depan dibutuhkan 250.000 talenta digital yang harus dipenuhi oleh Indonesia,” kata Nizam dalam webinar “Upacara Wisuda Bangkit”, Rabu (9/9/2020).
Nizam menambahkan Indonesia juga membutuhkan talenta digital dengan starndar dunia, sayangnya lembaga pendidikan di Indonesia masih sedikit yang dapat memenuhi talenta digital dengan standar dunia. Sayangnya Nizam tidak menyebutkan jumlah talenta digital yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kata Nizam, kerja sama antara perguruan tinggi dengan perusahaan-perusahaan multinasional harus dilakukan.
“Selain itu juga perlu sinergi dengan unikorn dan dekakorn di Tanah Air dan perusahaan multinasional lainnya,” kata Nizam.
Dia mengapresiasi program Bangkit, sebagai program pendidikan yang berfokus mengembangkan talenta digital. Dia berharap agar program ini mencangkup lebih besar lagi potensi talenta digital agar 250.000 kebutuhan talenta digital dapat terpenuhi pada 2025.