Talenta Digital, Program Bangkit Umumkan 219 Lulusan Pertama

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 9 September 2020 | 14:28 WIB
Managing Director Google Indonesia Randy Mandrawan Jusuf menyampaikan sambutan dalam acara tahunan Google for Indonesia ke-3 yang bertajuk Majukan Indonesia Rame-rame, di Jakarta, Selasa (4/12/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Managing Director Google Indonesia Randy Mandrawan Jusuf menyampaikan sambutan dalam acara tahunan Google for Indonesia ke-3 yang bertajuk Majukan Indonesia Rame-rame, di Jakarta, Selasa (4/12/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Bangkit, program pendidikan yang fokus menghasilkan talenta digital bagi perusahaan rintisan, mengumumkan 219 lulusan kelas pertama, dengan 41 orang diantaranya telah mendapatkan pekerjaan baru atau kesempatan magang.

Bangkit, program pendidikan hasil kolaborasi Google, Tokopedia, Gojek dan Traveloka, sebelumnya telah menyaring 300 orang dari 2.500 orang yang mendaftar program ini.

Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan persoalan talenta digital masih menjadi tantangan di Indonesia. Perusahaan yang bergerak di bidang digital kesulitan dalam merekrut orang yang memiliki kemampuan machine learning dan keterampilan non-teknis.

“Kami mengadakan Bangkit dengan fokus untuk mengasah keterampilan orang-orang Indonesia yang hebat dari semua kalangan dan membantu mereka bergabung dengan perusahaan teknologi kelas dunia,” kata Rendy dalam konferensi virtual, Rabu (9/9/2020).

Dia mengatakan untuk melahirkan talenta digital yang berbakat, Google bekerja sama dengan Gojek, Tokopedia, dan Traveloka serta pemerintah dan universitas untuk menyusun kurikulum Bangkit dan menyelenggarakan program tersebut secara keseluruhan.

Google memiliki pengalaman dalam melatih ribuan developer di Indonesia, namun yang membedakan program ini dengan program pelatihan lainnya yang pernah digelar oleh Google adalah cakupan pelatihan yang tidak hanya berfokus pada daerah perkotaan namun juga kawasan pedesaan.

Lebih dari 50 persen lulusan Bangkit berasal dari kota kecil dan pedesaan, sedangkan yang memiliki latar belakang di bidang TI atau ilmu komputer tidak sampai setengahnya. Sementara itu, 26 persen lulusan adalah perempuan.

Senior Program Manager Education Google, William Florence mengatakan bahwa meski kurikulum di Bangkit berfokus pada machine learning, peserta juga dituntut untuk belajar keterampilan baru seperti kepemimpinan adaptif, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi.

Selama 6 bulan, di bawah pengawasan para ahli dari perusahaan partner Bangkit, lulusan diharuskan untuk aktif berpartisipasi dalam hampir 160 jam lokakarya interaktif, menyelesaikan dan menerima masukan mengenai 36 tugas yang mereka kerjakan, dan merampungkan proyek akhir secara kolaboratif.

Head of Research Scientist Tokopedia, Irvan Bastian Arief mengatakan bahwa kolaborasi strategis Tokopedia dalam program Bangkit sejalan dengan misi perseroan untuk mendukung perkembangan talenta digital Indonesia sekaligus memajukan ekosistem industri teknologi di Tanah Air.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper