Ini Terobosan Inovasi Teknologi Digital dari BPPT

Dewi Andriani
Selasa, 25 Agustus 2020 | 01:30 WIB
GEDUNG BPPT Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG BPPT Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus mendorong transformasi teknologi dan digital di usianya yang kini genap 42 tahun pada 21 Agustus 2020.

Lembaga kaji terap yang dikepalai oleh Hammam Riza ini siap mewujudkan lompatan besar inovasi, mendukung cita Indonesia maju menuju negara berbasis inovasi.

Menurut Hammam, dalam menghadirkan inovasi dan layanan teknologi terbaik dibutuhkan kolaborasi semua pemangku kepentingan. Ekosistem inovasi pentahelix, mengusung pola kerjasama antar pemerintah, industri/bisnis, akademisi,  hingga dukungan komunitas maupun media massa, yang merupakan pemangku kepentingan penyelenggara Iptek  dalam menghasilkan produk inovasi buatan Indonesia.

Untuk mendukung pelaksanaan transformasi digital, BPPT baru saja meluncurkan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (KA) 2020-2045 pada 10 Agustus 2020 oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dan Menristek Bambang P.S. Brodjonegoro.

Terdapat lima bidang prioritas utama dalam strategi nasional tersebut yakni meliputi layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, serta mobilitas dan kota cerdas.

“Kami juga mendukung transformasi digital menyongsong Revolusi Industri 4.0. Transformasi digital ini ditandai dengan adanya 41 aplikasi digital yang dimiliki BPPT yang digunakan untuk penguatan dukungan manajemen dan kesejahteraan pegawai, seperti aplikasi digital untuk mencatat presensi dan kinerja pegawai yang dinamakan Fabiola, atau Face Biometric Location Authentication,” ungkap Hammam, dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Senin (24/8/2020).

Selain itu, BPPT akan meluncurkan sebuah terobosan aplikasi identitas digital yakni i-Otentik-3000 yakni sebuah aplikasi sertifikat digital bagi seluruh pegawai BPPT.

"BPPT akan menjadi instansi pemerintah pertama di Indonesia yang melaksanakan hal tersebut," tuturnya.

Aplikasi ini berfungsi untuk memastikan keutuhan dokumen yang dikirim. Selain itu, teknologi ini bisa memastikan autentifikasi dokumen dan pengirim.

“BPPT sudah menerima mandat dari Kementerian Kominfo RI sebagai penyelenggara sertifikasi elektronik yang berwenang menerbitkan, melakukan validasi, dan mengelola sertifikat digital yang diperuntukkan di lingkungan instansi pemerintah,” tutur Hammam. 

Sebelumnya, BPPT juga telah membangun ekosistem inovasi nasional inipun, sudah dengan membentuk Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Pandemi Covid-19 (TFRIC-19).

Hammam menuturkan bahwa TFRIC-19 yang diorkestrasi BPPT, merupakan wujud nyata keberhasilan ekosistem inovasi nasional.  Dengan anggota yang berasal dari 8 institusi litbang pemerintah, 18 perguruan tinggi, 4 industri nasional, 6 startup, 3 rumah sakit, dan 15 komunitas, TFRIC-19 telah menghasilkan lima produk inovasi Alat kesehatan, yang telah digunakan dalam mendukung penanganan wabah Covid-19 di tanah air.

Lima produk tersebut urai Hammam: Rapid Diagnostic Test (RDT) kit, PCR (swab) test kit, Mobile Laboratory Biosafety Level 2 (BSL-2), Emergency Ventilator, dan sistem deteksi Covid-19 dengan menggunakan pencitraan medis berbasis kecerdasan artifisial.

“Kelimanya ini sudah produksi semua, dan resmi diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2020,” ungkapnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper