Bisnis.com, MADIUN - Seorang guru SDN 1 Balerejo, Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun, Jawa Timur, memanfaatkan teknologi handy talky (HT) untuk melakukan pembelajaran online, karena siswanya tak mampu membeli kuota Internet, sekalipun telah memiliki smartphone.
Uniknya, SD itu hanya memiliki dua unit HT, sehingga siswa secara bergailir menggunakan satu HT untuk mendengar pelajaran sang guru dengan HT satunya lagi.
Belajar mengajar sekolah di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, masih dilakukan secara jarak jauh menggunakan sistem online karena pandemi Covid-19.
Namun, tidak semua pelajar beruntung bisa menjalani pembelajaran jarak jauh secara daring. Ini terjadi di SDN 1 Balerejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun.
Ada sebagian pelajar di SD negeri ini yang kesulitan untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh. Mereka kebanyakan sudah memiliki HP. Tetapi beberapa siswa, HP-nya kurang mendukung untuk kegiatan belajar daring. Selain itu ada sebagian yang kesulitan membeli kuota internet.
Akibatnya, para siswa ini kesulitan untuk mengejar pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru. Guna menyiasati hal itu, salah satu guru di SDN tersebut memutar otak supaya para siswa kurang mampu bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh seperti siswa lainnya.
Salah satu inovasi yang dilakukan yakni dengan memanfaatkan handy talky (HT) untuk kegiatan belajar mengajar. Jadi, guru menggunakan HT saat menjelaskan materi pelajaran. Sedangkan siswa menyimak penjelasan guru juga dengan HT.
Guru Kelas VI SDN 1 Balerejo, Anifatul Maghfiroh, mengatakan pembelajaran jarak jauh memang sudah dilakukan satu bulan terakhir pada tahun ajaran 2020. Awalnya, pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Melalui smartphone, guru dan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar.
BACA JUGA: Muhammadiyah & GP Ansor Kecam Penyerangan terhadap Midodareni di Solo
"Awalnya saya memberikan pelajaran lewat WhatsApp, Google Classroom, YouTube, dan Microsoft Office 365. Saya bikin video pembelajaran kemudian dibagikan kepada para siswa," kata dia saat ditemui di SDN 1 Balerejo, Senin (10/8/2020).
Guru yang akrab disapa Atul itu menjelaskan selama kegiatan PJJ berlangsung ternyata ada beberapa siswa yang kerap tidak bisa mengikuti pelajaran. Mereka terlambat mengakses video pembelajaran dan tugas yang dikirimkan melalui WA.
Setelah ditelisik, ternyata ada beberapa siswa yang memang kesulitan mengakses pelajaran via daring itu. Hal ini karena mereka tidak mempunyai kuota internet.
BACA JUGA: Muhammadiyah & GP Ansor Kecam Penyerangan terhadap Midodareni di Solo
"Sebenarnya untuk smartphone punya semua. Yang kesulitan justru untuk beli kuota internet," kata anggota Ikatan Guru Indonesia (IGI) Madiun ini.
Atul pun teringat bahwa sekolah memiliki dua unit HT. Sejurus kemudian, ia mencoba melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan HT tersebut. Semua siswa yang kesulitan untuk membeli kuota internet didata.
"Kalau di kelas VI ada enam siswa yang kesulitan membeli kuota internet. Karena HT yang kita miliki hanya ada dua unit. Jadi kegiatan belajar mengajar dilakukan dua kelompok," jelasnya.
BACA JUGA: Wali Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Meninggal Dunia Akibat Covid-19
Untuk satu kelompok belajar dengan tiga siswa akan dipinjami oleh guru dengan satu HT. Tiga siswa ini akan belajar di salah satu rumah anak yang ditunjuk. Mereka akan belajar di rumah tersebut dengan waktu yang telah disepakati.
Melalui HT ini, kata Atul, dirinya akan menjelaskan berbagai pelajaran dan memberikan tugas kepada siswa. Siswa juga bisa aktif bertanya melalui HT ini. Yang terpenting, para siswa ini tidak dibebani dengan biaya kuota internet. Sehingga mereka bisa belajar dengan tenang.
Siswa yang mampu tetap menjalankan PJJ secara daring dengan berbasis smartphone. Tugas-tugas serta video pembelajaran tetap dikirimkan melalui WA dan YouTube.
BACA JUGA: Zona Kuning Boleh Buka Pembelajaran Tatap Muka, Ini Kata Disdik Kota Jogja
"Kalau pakai HT ini kan anak-anak tidak perlu membeli kuota internet. Jadi orang tua juga tidak perlu susah. Sedangkan para siswa ini tetap bisa mengikuti pelajaran dan tidak ketinggalan pelajaran," ujarnya.
Pembelajaran dengan memanfaat HT ini dilakukan karena kondisi pandemi Covid-19 belum memungkinkan untuk melakukan belajar tatap muka di sekolah. Sedangkan seluruh siswa berhak mendapatkan pelajaran yang sama.
Kegiatan belajar mengajar menggunakan HT ini baru dilakukan sekitar sepekan. Atul menyampaikan sejauh ini para siswa yang mengikuti PJJ via HT ini lancar dan tanpa kendala berarti. Guru juga bisa mengecek kondisi anak setiap hari selama masa pembelajaran berlangsung.