Pemain FTTH ‘Kencangkan Sabuk’ dan Perluas Penetrasi

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 9 Juli 2020 | 12:09 WIB
Petugas melakukan penyambungan kabel fiber optik Indihome dengan menggunakan alat 'splicer' di Desa Seuneubok Teungoh, Idi Rayeuk, Aceh Timur, Aceh, Senin (11/12)./ANTARA-Syifa Yulinnas
Petugas melakukan penyambungan kabel fiber optik Indihome dengan menggunakan alat 'splicer' di Desa Seuneubok Teungoh, Idi Rayeuk, Aceh Timur, Aceh, Senin (11/12)./ANTARA-Syifa Yulinnas
Bagikan

Bisnis.com, BANDUNG – Persaingan bisnis fiber to the home (FTTH) atau layanan internet tetap ke rumah diprediksi bakal makin ketat seiring ‘pembukaan blokir Netflix’ oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (persero).

Para pelaku FTTH pun menyiapkan sejumlah strategi agar tetap kompetitif terlebih ditengah pandemi Covid-19.

Group Head Corporate Communication PT XL Axiata. Tbk, Tri Wahyuningsih mengatakan bahwa penetrasi permintaan masyarakat terhadap internet cepat dan stabil sangat besar di tengah situasi Pandemi Covid-19.

Masyarakat yang banyak menghabiskan waktu di rumah selama masa pandemi, membuat keberadaan internet tetap dan stabil menjadi kebutuhan.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan menghadapi persaingan FTTH yang makin ketat, perseroan pun berkomitmen untuk terus memperluas penetrasi XL Home.

Perseroan akan menggelar serat optik berkolaborasi dengan sejumlah pelaku infrastruktur telekomunikasi lainnya agar proses penggelaran dapat lebih efisien dan sisi waktu dan biaya.

“Secara bisnis kami merasa bahwa peluang bisnis masih cukup luas,” kata Tri kepada Bisnis, Rabu (8/7/2020).

Sementara itu, Galumbang Menak, Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) mengatakan bahwa ketatnya persaingan bisnis FTTH sudah terjadi sejak lama sebelum Telkom Group berdamai dengan Netlflx.

Persaingan bahkan mengarah ke perang tarif seiring dengan penumpukan pemain internet tetap (fix broadband) yang hanya berada di kota-kota besar.

Meski demikian, Galumbang mengklaim bahwa di tengah ketatnya persaingan, Moratelindo melalui Oxygen.id tetap dapat bersaing dengan operator lain. Oxygen.id diklaim mengusai 40% pangsa pasar dari bisnis FTTH di tempat jaringan Oxygen.id digelar.  

“Oxygen setiap hadir bisa megang 40 persen market share, misalnya di Menteng 60 persen ,Tebet 50 persen,” kata Galumbang.

Dia mengatakan dalam kondisi persaingan yang ketat ini, perseoan akan mengedepankan kualitas jaringan. Galumbang mengakui secara jumlah pelanggan, Oxygen.id masih tertinggal dari yang lain. Sayangnya, dia tidak menyebutkan jumlah pelanggan Oxygen.id saat ini.

Sementara itu, analis Kresna Sekuritas, Etta Rusdiana Putra mengatakan bahwa dengan dibukanya ‘blokir Netflix’ oleh Telkom, kompetisi bisnis FTTH atau internet tetap ke rumah akan mengarah ke harga layanan, kecepatan (rasio Downlink/Uplink), dan stabilitas.

 “Saya rasa, ke depan kompetisi paling ketat terjadi antara TLKM dan EXCL, dan penentu diantara mereka adalah PLN (Icon+), kuda hitam dalam layanan FTTH,” kata Etta.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper