Bisnis.com, JAKARTA—Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjalin kerja sama dengan TNI AU untuk pemanfaatan sementara aset berupa tanah landasan udara Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat.
Kedua pihak melakukan penandatangan kerja sama di fasilitas hanggar Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, pada hari Rabu (01/07/2020). Rencananya, tanah tersebut akan digunakan untuk lokasi pembangunan landas hubung (taxiway).
Seremoni penandatangan dilakukan oleh Kepala Dinas Barang Tidak Bergerak TNI AU Marsekal Pertama TNI Bowo Herutomo dan Sekretaris Utama LAPAN Erna Sri Adiningsih.
Bowo Herutomo mengungkapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam perjanjian kerja sama tersebut dan berharap semoga momentum ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia dirgantara nasional.
Sementara itu, Erna Sri Adiningsih mengatakan bahwa acara seremoni hari ini adalah proses rangkaian yang cukup panjang. Fasilitas ini adalah salah satu bagian penting dari sejarah perjalanan LAPAN.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara maritim dan kepualauan harus berjaya di bidang dirgantara. Kerja sama ini untuk mendukung kemajuan teknologi penerbangan di Indonesia. Salah satunya adalah produk pesawat N219 yang saat ini telah memasuki tahap akhir sertifikasi.
"Pemanfaatan penggunaan bersama landasan ini dapat digunakan untuk kepentingan negara, tidak hanya di sektor pertahanan namun juga dapat mensejahterakan perekonomian nasional dengan hilirisasi produk-produk hasil riset dari Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN" katanya, seperti dikutip dari laman LAPAN, Rabu (1/7/2020).
Di sisi lain, Kepala Pustekbang LAPAN Gunawan Setyo Prabowo menemani Marsekal Pertama TNI Bowo Herutomo beserta rombongan melakukan peninjauan lokasi landas hubung yang menghubungkan fasilitas hanggar dan pelataran pesawat (apron) milik LAPAN dengan landas pacu (runway) yang merupakan aset negara milik TNI AU.
Pada Januari, LAPAN mengungkapkan tengah mengerjakan pesawat N219 dengan kemampuan di darat dan perairan (amfibi). LAPAN memberi nama pesawat tersebut N219 Amphibi (N219A). Gunawan Setyo Prabowo kala itu mengungkapkan bahwa anggaran pembuatan pesawat itu dimulai tahun ini.
Dia mengungkapkan pembuatan pesawat amfibi itu sekaligus menunggu proses sertifikasi (type certificate/TC) dari Kementerian Perhubungan. Adapun, untuk anggaran pembuatan pesawat N219A, LAPAN mengajukan biaya Rp431 miliar.
’’[Target] deliver-nya 2024, sesuai program,’’ katanya.
Gunawan menambahkan pesawat N219A bisa difungsikan sebagai armada penerbangan perintis, terutama di daerah khusus seperti pegunungan, pesisir pantai, danau, serta daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.