Mempelajari Migrasi Manusia Kuno di Kepulauan Karibia

Lukas Hendra TM
Kamis, 25 Juni 2020 | 15:02 WIB
Maria Nieves Colon mempersiapkan ekstraksi DNA gigi. Sumber: Arizona State University
Maria Nieves Colon mempersiapkan ekstraksi DNA gigi. Sumber: Arizona State University
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Para peneliti kini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana orang pertama pindah ke dan melalui Karibia. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Science mengakui setidaknya tiga migrasi orang kuno melalui pulau-pulau.

Ketiga migrasi kuno tersebut mencakup, dua kelompok awal datang ke Kuba saat ini dari daratan, dan satu datang ke tempat yang sekarang disebut Puerto Riko dan Lesser Antilles dari Amerika Selatan.

Penemuan ini datang dari menganalisis 93 sampel DNA Karibia kuno yang mencakup jangka waktu 3.200 hingga 400 tahun yang lalu. Sampel diperoleh dengan izin dari penggalian atau koleksi museum dan universitas yang ada.

Peneliti Universitas Negeri Arizona (Arizona State University) dari School of Human Evolution and Social Change berkontribusi data dan analisis dari Puerto Rico. Ahli genetika antropologi Proffesor Anne Stone mengawasi pekerjaan Maria Nieves-Colón, seorang mahasiswa doktoral pada saat itu dan sekarang menjadi afiliasi penelitian sekolah tersebut.

Nieves-Colón awalnya menganalisis DNA kepulauan Puerto Rico kuno selama studi pascasarjana, menerbitkan temuan dalam Biologi dan Evolusi Molekuler. Para peneliti dari Universitas Kopenhagen mengundang Nieves-Colón untuk berkolaborasi dalam penelitian yang lebih besar ini menganalisis leluhur wilayah Karibia.

Dalam laman resmi Arizona State University mengungkapkan secara historis, tidak jelas bagaimana dan dari mana penduduk pertama pulau itu tiba. Para arkeolog telah menawarkan banyak teori berdasarkan tembikar dan artefak lainnya, tetapi penelitian ini menghubungkan data genetika dengan cara baru dan memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang pergerakan manusia di daerah tersebut.

Dua migrasi pertama berlangsung selama Periode Archaic, sekitar 3.000 hingga 1.000 tahun yang lalu. Gerakan besar ketiga terjadi selama Periode Ceramic ketika para peneliti melihat bukti keramik rumit diperkenalkan ke Karibia. Zaman Keramik terjadi antara 2.500 dan 500 tahun yang lalu.

Untuk menganalisis dengan lebih baik pergerakan orang-orang purba ke dan melalui pulau-pulau itu, para peneliti membandingkan DNA purba dari situs-situs spesifik di Karibia dengan DNA yang ditemukan di situs-situs lain di seluruh dunia untuk kesamaan.

Bukti dari migrasi pertama menunjukkan kolonisasi awal Kuba saat ini dari daratan. Meskipun asal mula migrasi ini tidak jelas, satu individu purba yang diambil sampel dari Kuba memiliki nenek moyang dengan populasi kuno yang tinggal di Kepulauan Channel California.

Sementara, migrasi pada Zaman Keramik, melihat orang bepergian dari Amerika Selatan ke Puerto Rico dan Lesser Antilles. Para peneliti terkejut menemukan bahwa gelombang pemukim tampaknya menjaga jarak satu sama lain.

"Kami akan berharap untuk melihat bahwa orang-orang yang datang setelahnya akan memiliki campuran antara DNA dari pemukim awal dan kemudian, tetapi kami tidak melihat itu," kata Nieves-Colon di laman Arizona State University, dikutip Bisnis, Kamis (25/6/2020).

Para peneliti tidak tahu mengapa ini terjadi, tetapi lebih banyak data kemungkinan akan memberikan wawasan tambahan. Sementara para peneliti menemukan bukti dari tiga gerakan ini.

Nieves-Colón memperingatkan bahwa orang mungkin telah berada di bagian Karibia lebih awal. Pasalnya, analisis DNA pada sisa-sisa yang lebih tua seringkali sulit.

Nieves-Colón menggunakan peralatan di laboratorium DNA kuno Arizona State University untuk mengekstraksi DNA dari sisa-sisa kerangka dari Puerto Rico.

Sementara lingkungan yang panas dan lembab di Karibia tidak kondusif untuk melestarikan DNA purba, kemajuan teknologi selama dekade terakhir telah meningkatkan akurasi dan kemampuan untuk mengekstraksi lebih banyak DNA dari satu sampel tunggal.

Adapun, Stone dan Nieves-Colón bekerja dengan para arkeolog, agensi dan Institut Kebudayaan Puerto Rico untuk mendapatkan izin untuk melakukan penelitian.

"Ketika kami bekerja dengan DNA kuno, sayangnya, itu umumnya proses yang merusak, jadi kami berhati-hati untuk menyelesaikan pekerjaan secara etis," kata Nieves-Colón.

Dia dan rekan-rekannya mengambil langkah-langkah tambahan ketika para peneliti menyadari pekerjaan mereka, termasuk mengirimkan salinan dari dokumen yang sudah selesai kepada lembaga pemberi izin dan mengembalikan sisa-sisa yang utuh setelah ekstraksi DNA.

Nieves-Colón melanjutkan penelitiannya tentang DNA Puerto Rico. Dia tertarik untuk memahami hubungan antara orang-orang kuno Puerto Rico dan orang-orang yang tinggal di sana hari ini.

"Ada narasi tentang penduduk asli Amerika di Karibia yang punah. Apa yang Anda lihat dalam DNA adalah bahwa itu tidak benar, mereka ada, tetapi mereka bercampur dengan populasi saat ini," kata Stone.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper