Bisnis.com, JAKARTA - Xiaomi Corporation berhasil membukukan pendapatan sebesar RMB49,7 miliar atau sekitar Rp103 triliun pada kuartal I 2020, tumbuh 14 persen (tepatnya 13,6%) dibandingkan dengan kuartal I 2019.
Berdasarkan laporan yang diterima oleh Bisnis pada Kamis (21/5/2020) angka tersebut itu berasal dari pengumuman hasil konsolidasi yang tidak diaudit untuk tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2020 pada hari Rabu (20/5/2020).
Laporan tersebut menyebut laba bersih yang berhasil dikantongi oleh perusahaan teknologi asal China mencapai RMB2,3 miliar atau sekitar Rp4,7 triliun, tumbuh 10,6 persen (YoY). Adapun, pengeluaran untuk riset dan pengembangan yang dikucurkan mencapai RMB1,9 miliar atau sekitar Rp3,9 triliun Rupiah, naik 13,4 persen (YoY).
Menurut perusahaan riset pasar Canalys, Xiaomi sukses melalui pelemahan pasar hingga mampu mencapai pertumbuhan YoY dalam hal pengapalan di antara lima perusahaan ponsel pintar utama dunia.
Sementara itu, rasio penetrasi ponsel pintar berteknologi 5G dari Xiaomi di China mencapai 25,9 persen atau melampaui rata-rata industri. Hal ini sekaligus menggambarkan bagaimana Xiaomi memimpin pasar ponsel pintar 5G sekaligus keberhasilan dalam penerapan strategi mesin ganda “5G + AIoT”.
Pendiri dan CEO Xiaomi Lei Jun mengatakan walaupun industri menghadapi tantangan yang serius, pihaknya masih bisa tumbuh di seluruh segmen terlepas pelemahan pasar dengan dukungan model bisnis Xiaomi yang fleksibel, ulet, dan kompetitif.
“Dalam kuartal pertama tahun 2020, kami berhasil menerbitkan obligasi dolar AS pertama yang 7,5 kali
kelebihan permintaan; kami juga masuk kembali dalam “Daftar Forbes’ Global 2000” tahun ini, yang menjadi pengakuan pasar modal internasional terhadap Xiaomi,” katanya.
Lei Jun melanjutkan pihaknya percaya bahwa sebuah krisis bisa menjadi ujian sesungguhnya dalam menguji prinsip, model bisnis, dan potensi pertumbuhan sebuah perusahaan. Seiring dampak pandemi yang semakin mereda, Xiaomi akan terus berfokus pada strategi ‘5G + AIoT’ dan memperkuat investasi.
“Di daratan China, seiring dampak pandemi yang mulai mereda, penjualan produk utama Xiaomi mengalami pemulihan. Perusahaan secara aktif bekerja sama dengan mitra rantai pasok untuk membantu mereka memulihkan kapasitas produksi. Produksi di daratan China sebagian besar telah dilanjutkan, dan permintaan pasar akan ponsel pintar pulih dalam waktu singkat,” ungkapnya.
Lei Jun menambahkan, sejak April pengapalan ponsel untuk daratan China telah kembali ke tingkat sebelum pandemi tiba, dan pengapalan televisi pintar secara umum juga sudah pulih. Hal tersebut juga diikuti oleh jumlah aktivasi ponsel di pasar Eropa telah pulih hingga 90 persen pada minggu ketiga Mei 2020 dibandingkan rata-rata mingguan pada Januari 2020.