Apple dan Google Kerja Sama Bangun Aplikasi Pelacak Kontak Covid-19

Hadijah Alaydrus
Sabtu, 11 April 2020 | 06:13 WIB
Seorang pria mengenakan masker di Times Square, New York./Bloomberg-John Nacion/STAR MAX/IPx via AP Photo
Seorang pria mengenakan masker di Times Square, New York./Bloomberg-John Nacion/STAR MAX/IPx via AP Photo
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Apple Inc. dan Google mengumumkan kerja sama untuk mengembangkan teknologi bagi platform smartphone yang akan mengingatkan pengguna jika mereka melakukan kontak dengan seseorang dengan infeksi Covid-19.

Teknologi ini, yang dikenal sebagai pelacakan-kontak, dirancang untuk menekan penyebaran virus Corona baru dengan memberi tahu pengguna bahwa mereka harus mengkarantina atau mengisolasi diri setelah kontak dengan orang yang terinfeksi.

Kedua perusahaan Silicon Valley yang selama ini saling bersaing mengatakan pembangunan teknologi ke dalam sistem operasi iOS dan Android dilakukan dalam dua langkah.

Pada pertengahan Mei, perusahaan akan menambah kemampuan iPhone dan ponsel Android untuk secara nirkabel bertukar informasi anonim melalui aplikasi yang dijalankan oleh otoritas kesehatan masyarakat.

Dilansir dari Bloomberg, keduanya juga akan merilis kerangka kerja untuk aplikasi kesehatan masyarakat untuk mengelola fungsionalitasnya.

Jika pengguna memiliki hasil tes positif untuk Covid-19 menambahkan data ke aplikasi kesehatan publik, pengguna lain yang dekat dengan mereka selama beberapa hari sebelumnya akan diberitahu melalui kontak mereka. Periode ini bisa berlangsung selama masa inkubasi 14 hari, tetapi lembaga kesehatan dapat menetapkan rentang waktu yang berbeda.

Namun, kedua perusahaan memiliki opsi lain. Dalam beberapa bulan mendatang, kedua perusahaan akan menambahkan teknologi secara langsung ke dalam sistem operasi mereka sehingga perangkat lunak pelacakan kontak ini berfungsi tanpa harus mengunduh aplikasi.

Pengguna harus ikut serta, tetapi pendekatan ini berarti lebih banyak orang dapat dilibatkan.

Apple iOS dan Google Android memiliki sekitar 3 miliar pengguna, atau lebih dari sepertiga populasi dunia.

Di sisi lain, pendekatan teknologi ini masih kontroversial karena melibatkan berbagi informasi kesehatan yang sensitif dari miliaran orang melalui perangkat seluler yang dapat terus-menerus menyiarkan lokasi mereka. Beberapa politisi dan regulator telah memperingatkan bahwa privasi warga harus dilindungi.

"Kami memperingatkan bahwa tindakan yang diambil untuk mencegah penyebaran virus Corona juga harus menjaga hak privasi yang dimiliki oleh setiap orang Amerika," tulis anggota House Freedom Caucus, sekelompok Republikan konservatif di Dewan Perwakilan Rakyat, dalam sebuah surat kepada AS Presiden Donald Trump.

Menurut mereka, penyimpanan data kolosal Google tentang pergerakan harian orang Amerika, ditambah dengan kekuatan pemerintah lokal, negara bagian, dan federal adalah prospek yang mengkhawatirkan.

Namun, Apple dan Google menekankan bahwa sistem yang mereka bangun akan menjaga privasi pengguna. Persetujuan diperlukan dan data lokasi tidak dikumpulkan. Teknologi ini juga tidak akan memberi tahu pengguna yang tentag orang yang pernah berhubungan dengan mereka, atau di mana pertemuan dengan pasien Covid-19 itu terjadi.

Keduanya menegaskan bahwa seluruh sistem pelacakan dapat dimatikan saat diperlukan.

Baik Apple dan Google memberikan pernyataan mengenai kerja sama yang langka diantara keduanya.

"Kita semua di Apple dan Google percaya tidak pernah ada momen yang lebih penting untuk bekerja sama untuk menyelesaikan salah satu masalah paling mendesak di dunia," kata perusahaan itu dalam pernyataan bersama.

Seperti diketahui, dua raksasa teknologi ini telah berkompetisi dalam sistem operasi ponsel cerdas, toko aplikasi, layanan media, dan teknologi pengenalan suara selama bertahun-tahun. Namun, kedua perusahaan telah berada di bawah tekanan untuk menggunakan sumber daya luar biasa mereka untuk membantu memerangi pandemi.

Pandemi Covid-19 telah menewaskan lebih dari 100.000 dan menginfeksi 1,63 juta orang di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper