Bisnis.com, JAKARTA - Film-film populer kerap menarik perhatian para pelaku kejahatan siber, bahkan film terkenal yang mendapat nominasi Oscar juga menjadi media penebar malware.
Peneliti di perusahaan keamanan siber Kaspersky melihat prevalensi penipuan dengan metode itu, yang memanfaatkan minat masyarakat terhadap film tersebut.
Anton Ivanov, analis malware Kaspersky, mengatakan hacker atau peretas tidak akan terikat dengan tanggal pemutaran perdana film, mereka tidak akan mendistribusikan konten apapun melainkan data berbahaya.
"Tapi, karena para aktor ancaman ini akan selalu memanfaatkan tren terkini, mereka akan bergantung pada permintaan pengguna dan ketersediaan file," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (10/2/2020).
Kaspersky menemukan lebih dari 20 situs web phishing dan 925 file berbahaya yang terdeteksi dengan menyamar sebagai film yang dinominasikan dalam Academy Award (Oscar) tahun ini. Temuan menunjukkan, mereka yang gemar menonton blockbuster terbaru, harus lebih waspada atas ancaman phishing dan malware.
Dua puluh lebih situs web phising dan akun Twitter itu menawarkan kesempatan untuk menonton film yang dinominasikan secara gratis. Situs web phishing mengumpulkan data pengguna dan meminta mereka memenuhi berbagai syarat untuk mendapatkan akses ke film yang diinginkan.
Metode ini dapat bervariasi mulai dari mengambil survei dan berbagi rincian pribadi, untuk menginstal adware hingga meminta rincian kartu kredit. Selanjutnya, tentu saja, pengguna tidak mendapatkan konten apapun.
"Untuk menghindari penipuan dari para pelaku kejahatan siber, tetaplah berpegang dan berlangganan pada platform streaming resmi untuk memastikan Anda dapat menikmati konten menyenangkan di depan TV tanpa harus khawatir akan adanya ancaman," kata Ivanov.
Untuk lebih mendukung promosi situs web palsu tersebut, para pelaku kejahatan siber juga membuat sebuah akun Twitter, sebagai tempat mereka mendistribusikan tautan dalam konten. Ditambah juga dengan file berbahaya yang menyebar melalui saluran berbeda, metode ini, tidak dipungkiri masih membawa kesuksesan bagi mereka.
Joker di Posisi Pertama
File berbahaya yang menyebar di internet berkedok salinan film yang mendapatkan nominasi ini, mengindikasikan minat cukup signifikan terhadap film nominasi. Kaspersky membandingkan aktivitas berbahaya dengan nama nominasi film tersebut selama empat minggu pertama setelah pemutaran perdananya.
Hasilnya, film Joker menempati posisi pertama di antara banyak nama film yang digunakan. Sebagai film paling populer di kalangan pelaku kejahatan siber, Kaspersky menemukan sebanyak 304 file berbahaya yang dinamai sebagai Gothan Villain.
Diikuti oleh film berjudul ‘1917’ yang berada di peringkat kedua dengan 215 file berbahaya. Menempati peringkat ketiga, ‘The Irishman’ dengan 179 file berbahaya. Untuk film Korea ‘Parasite’ tidak memiliki aktivitas berbahaya yang terkait dengannya.
Para ahli Kaspersky juga menganalisis ketersediaan film di platform streaming memungkinkan mempengaruhi pengguna mencari salinan ilegal di web, dengan membandingkan aktivitas berbahaya setelah rilis awal di bioskop yang terbatas dengan rilis aktual di platform Netflix.
Untuk film ‘Marriage Story’ tidak ditemukan malware baik saat maupun setelah rilis awal film tersebut di bioskop. Namun, pelaku kejahatan siber mulai menggunakan judul film tersebut setelah peluncurannya di Netflix, ini menunjukkan peningkatan minat terhadap film itu.
Dan film The Irishmen, walaupun hanya sedikit pengguna yang didapati menemukan salinan film tersebut di internet, pelaku kejahatan siber nyatanya berupaya menggunakan nama film tersebut sebagai kedok. Jumlah deteksi setelah peluncuran film tersebut di layar lebar, nyatanya lebih tinggi dibandingkan saat setelah dirilis di Netflix.