BBTMC Mulai Operasi Modifikasi Cuaca di Jambi

Kahfi
Senin, 23 September 2019 | 17:39 WIB
Foto udara Jalan Lintas Jambi-Tanjungjabung Timur yang diselimuti kabut asap karhutla di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Minggu (22/9/2019). Kabupaten Muarojambi masih diselimuti kabut asap karhutla yang terus memburuk dalam beberapa hari terakhir, sementara upaya pemadaman dari sejumlah pihak masih terus diupayakan./Antara
Foto udara Jalan Lintas Jambi-Tanjungjabung Timur yang diselimuti kabut asap karhutla di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Minggu (22/9/2019). Kabupaten Muarojambi masih diselimuti kabut asap karhutla yang terus memburuk dalam beberapa hari terakhir, sementara upaya pemadaman dari sejumlah pihak masih terus diupayakan./Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca memulai operasi teknologi cuaca di wilayah Jambi untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah tersebut.

Hammam Riza, Kepala Badan pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), mengatakan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) menggandeng TNI Angkatan Udara untuk menerbangkan pesawat Hercules C-130 dalam proses modifikasi cuaca. Harapannya, hujan segera turun sehingga mengurangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi.

“Teknologi modifikasi cuaca akan segera dioperasikan untuk mengatasi karhutla di Jambi yang saat ini cukup parah. Anda dapat memperoleh informasi viral mengenai langit yang memerah di wilayah itu,” katanya, Senin (23/9/2019).

Yudi Anantasena, Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam mengatakan bahwa penerbangan penyemaian akan dilaksanakan jika terdapat potensi awan. Potensi awan di wilayah Jambi akan dioptimalkan oleh BBTMC, karena wilayah tersebut membutuhkan hujan untuk mengatasi karhutla.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri memprediksi potensi awan yang membaik di wilayah tersebut untuk beberapa hari ke depan.

Sementara itu, Kepala BBTMC, Tri Handoko Seto, mengatakan bahwa modifikasi cuaca akan dimulai dengan penyemaian menggunakan kapur tohor (CaO) di pagi hari untuk mengurangi kepekatan asap, sehingga memudahkan pertumbuhan awan-awan potensial di daerah Jambi sekitarnya.

“Setelah awan-awan terpantau, baru di siang hingga sore harinya melakukan penyemaian menggunakan garam NaCL untuk menurunkan hujan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Kahfi
Editor : Lili Sunardi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper