Bisnis.com, JAKARTA — Saat sedang menonton streaming video di rumah, Anda mungkin kadang-kadang mengalami masalah.
Koneksi internet yang tersambung ke rumah mungkin sebenarnya sudah cukup memadai untuk menikmati video dengan lancar, tetapi bisa jadi tidak cukup bila para penghuni serentak menonton pertunjukan atau acara kesayangannya.
Video yang biasanya mengalir lancar, bisa menjadi tersendat-sendat ketika banyak menonton layanan streaming.
Masalah ini terjadi karena lebar pita (bandwidth) koneksi internet satu rumah harus dibagi merata ke semua pemakainya. Bila, misalnya, satu rumah berlangganan koneksi internet dengan kecepatan 1 Gbps dan ada 2 orang pengguna, tiap orang mendapat jatah (maksimum) 500 Mbps.
Jatah ini akan berkurang bila ada 8 orang tambahan: tiap orang akan hanya mendapat 100 Mbps.
Bila para pengguna ini terkoneksi Wi-Fi, kecepatannya bisa jauh berkurang. Koneksi maksimum Wi-Fi IEEE 802.11g misalnya hanya mencapai 54 Mbps.
Standar IEEE 802.11n sudah jauh lebih tinggi (600 Mbps), dan standar kecepatan koneksi nirkabel masih terus ditingkatkan, tetapi pada dasarnya masih lebih rendah dibandingkan kecepatan maksimum koneksi data lewat kabel.
Cara paling mudah untuk memecahkan masalah ini mungkin meningkatkan kapasitas bandwidth layanan internet, dan beralih ke standar Wi-Fi terbaru. Namun, masalah dasarnya masih tetap ada: berbagi koneksi internet dengan orang lain.
Tidak semua video membutuhkan kecepatan pengunduhan yang tinggi. Sebagai contoh, video olahraga dan film laga menuntut kecepatan lebih tinggi untuk mendapatkan kualitas visual yang sama dengan video kuliah atau siaran berita.
Video televisi beresolusi tinggi (4K) menuntut lebar pita lebih tinggi dibandingkan dengan ponsel pintar berlayar sempit.
Meskipun kebutuhan lebar pita berbeda-beda tergantung video dan jenis perantinya, setiap orang akan tetap mendapatkan jatah yang sama.
Para peneliti dari Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory (CSAIL) Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah bergelut dengan masalah ini.
Peneliti dari laboratorium ilmu komputer dan kecerdasan buatan tersebut mengembangkan sistem yang disebut sebagai Minerva, yang memungkinkan banyak orang untuk menonton streaming video tanpa banyak mengalami penurunan kualitas.
Minerva dapat menganalisis bagaimana tampilan visual video dipengaruhi oleh kecepatan pengunduhan, dan menyesuaikan jatah lebar pita untuk tiap pengguna.
Dalam uji coba yang dilakukan, Minerva dapat mengurangi rebuffering sampai 47% dan meningkatkan kualitas video yang ditayangkan, misalnya dari setara dengan video 720p ke 1080p.
Hasil penelitian dari CSAIL MIT itu telah dipublikasikan dengan judul End-to-end Transport for Video QoE Fairness pada Proceedings of the ACM Special Interest Group on Data Communication, yang mencatat berbagai presentasi dan makalah dari konferensi yang diselenggarakan di China tanggal 19—23 Agustus 2019.