INOVASI TEKNOLOGI: Manfaatkan Kamera Inframerah untuk Irigasi

Gombang Nan Cengka
Rabu, 14 Agustus 2019 | 17:05 WIB
Bendung Tami di daerah Irigasi Koya, Jayapura, Papua, Selasa (14/11)./JIBI-Nurul Hidayat
Bendung Tami di daerah Irigasi Koya, Jayapura, Papua, Selasa (14/11)./JIBI-Nurul Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Tumbuhan, termasuk tanaman pertanian, memerlukan pasokan air yang cukup. Karena itu, petani selalu ingin memastikan tanamannya tidak kekeringan dan diairi seoptimal mungkin.

Pemantauan tentunya lebih repot bila tumbuhan yang ditanam jumlahnya banyak. Petani akan terbantu dengan sistem pemantauan yang diautomasi.

Salah satu indikasi tanaman kekurangan air adalah suhunya yang lebih panas dari biasanya. Fakta ini bisa dimanfaatkan oleh sistem pemantau tanaman untuk memberi peringatan dini sebelum tumbuhan tersebut rusak atau mati kekeringan.

Kamera inframerah bisa digunakan untuk keperluan ini, namun instrumen ini biasanya berharga mahal. Alternatifnya, sensor inframerah, lebih murah tetapi tidak dapat menghasilkan gambar, yang mempengaruhi akurasi pada lahan berukuran sedang dan besar.

Para peneliti dari Universitas Missouri, bekerja sama dengan Dinas Riset Pertanian, Departemen Pertanian Amerika Serikat, telah menciptakan sistem yang dapat memantau data visual dan suhu tanaman dengan hasil yang lebih akurat namun dengan biaya lebih murah.

Kuncinya adalah kombinasi kamera digital dengan kamera inframerah miniatur. Penggunaan kamera digital ini meningkatkan detail dan akurasi sistem dari kamera inframerah.

Tanpa kamera digital, data dari kamera inframerah kesulitan membedakan tanaman dari unsur lingkungan sekitarnya, seperti tanah atau bayangan.

Dengan memasangkan kamera digital dan kamera inframerah, sistem ini bisa menghasilkan dua gambar yaitu gambar dengan perincian visual, dan gambar inframerah yang memvisualisasikan perbedaan suhu.

Petani bisa mengidentifikasi tanaman yang bermasalah dari detail visual dari gambar kamera digital. Tanaman tersebut kemudian bisa diairi oleh sistem pengairan atau irigasi, sesuai keperluan.

Untuk otomatisasi lebih jauh, sistem ini dilengkapi dengan algoritme yang dapat mengenali dan memfilter tanah, bayangan, dan unsur nontanaman lain dari gambar.

Karena sistem ini bisa mengenali tanaman mana saja yang perlu diairi, petani dapat menggunakan air dengan lebih optimal dan efisien, dan tidak berlebihan. Uji coba telah digelar dengan tanaman kedelai pada bulan September dan Oktober 2016.

Kamera inframerah pemantau ini dikembangkan oleh Ken Sudduth, profesor dari Universitas Missouri yang juga bekerja di Departemen Pertanian Amerika Serikat, bersama dengan Philip Drew, mahasiswa pascasarjana di Universitas Missouri.

John Sadler dan Allen Thompson dari Departemen Pertanian Amerika Serikat juga turut berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper