Pindah Ibu Kota, Asosiasi Keamanan Rekomendasikan 4 Teknologi Ini

Rahmad Fauzan
Jumat, 9 Agustus 2019 | 15:19 WIB
Ketersediaan CCTV yang memadai dinilai penting di wilayah ibu kota negara./JIBI-ilustrasi
Ketersediaan CCTV yang memadai dinilai penting di wilayah ibu kota negara./JIBI-ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI) dan PT. Professtama Teknik Cemerlang, perusahaan solusi teknologi sekuriti di Indonesia, merekomendasikan 4 teknologi keamanan guna menunjang rencana pemerintah memindahkan ibu kota negara.

Ketua Umum Asosiasi ATISI Sanny Suharli mengatakan rekomendasi tersebut tidak terlepas dari fakta bahwa peningkatan keamanan siber merupakan salah satu dari 25 program prioritas rencana kerja pemerintah pada 2020.

"Selain itu, rekomendasi disampaikan dengan pertimbangan bahwa aset dan infrastruktur strategis merupakan sasaran utama penyadapan dan pencurian data, sehingga menuntut ibu kota baru untuk memiliki teknologi keamanan yang mutakhir," ujar Sanny dalam keterangan resmi, Kamis (8/8/2019).

Adapun, empat rekomendasi tersebut yakni; pertama, teknologi anti penyadapan dan pencurian data. Sanny menjelaskan, teknologi anti penyadapan dan pencurian data mutlak harus ada dalam sistem keamanan ibu kota baru, khususnya dalam hal pertahanan terhadap celah keamanan (backdoor code).

Selain itu, dengan backdoor code, akses ke CCTV dikatakan dapat diretas tanpa perlu mengetahui kata sandi, sehingga rentan terhadap pencurian rekam data denah ruangan maupun aktivitas di infrastruktur strategis.

Kedua, teknologi dengan sistem keamanan berlapis. Director of Red Piranha, Richard Baker, mengatakan ibu kota baru wajib memiliki sistem pertahanan keamanan siber berlapis, yang memiliki Next Generation Firewall (NGFW), penyimpanan logaritma jangka panjang, sistem intelijen pendeteksi ancaman aktif, kemampuan analisis dan visibilitas aktual, serta penanganan ancaman secara otomatis.

Ketiga, menambah jumlah dan meningkatkan teknologi CCTV. Presiden Direktur Professtama, Irwandi Salim, menjelaskan ibu kota baru idealnya memerlukan 100 CCTV per 1 kilometer persegi untuk mencapai keamanan maksimal.

Selain itu, lanjutnya, ibu kota yang memiliki konsep forest city sebaiknya memakai teknologi kamera CCTV 360 derajat dengan fitur thermal dan nightvision, fitur anti korosi, dan anti ledakan. Adapun, teknologi tersebut diperlukan agar bisa dilakukan pendeteksian secara komprehensif baik di dalam gelap, mencegah kebakaran di ruang yang sensitif terhadap perubahan suhu, dan tahan dari bencana.

Keempat, teknologi face recognition dan kecerdasan buatan (AI) agar wajah pelaku kejahatan dapat dideteksi dan dicocokkan dengan database secara akurat.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Galih Kurniawan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper