Bisnis.com, JAKARTA — Seiring dengan mengemukanya komitmen Indonesia untuk memasarkan kendaraan listrik, pemerintah meminta agar pembuatan komponen baterai lithium harus dikuasai oleh perusahaan di dalam negeri.
Direktur Sistem Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ophirtus Sumule mengatakan baterai lithium merupakan teknologi kunci untuk kendaraan listrik, baik motor maupun mobil.
“Mobil listrik merupakan bagian dari sebuah strategi nasional. Teknologi kunci yang ada di mobil listrik adalah baterai,” ujarnya, dikutip dari Antara, Rabu (31/7/2019).
Untuk itu, dia menegaskan, baterai lithium jangan sampai didatangkan dari impor sehingga pihak asing tidak mendominasi pasar domestik, terutama ketika kendaraan listrik mulai diproduksi massal di Indonesia.
“Masa baterainya masih harus kita impor? Jadi kalau kita ingin menguasai hal-hal yang berkaitan dengan energi maka kita tinggal mengembangkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan," sebutnya.
Selain memenuhi kebutuhan komponen utama kendaraan listrik, kata dia, pembangunan industri bahan baku baterai lithium akan menguatkan struktur sektor otomotif di dalam negeri.
Tujuannya adalah agar industri domestik menguasai masalah teknologi. “Kalau umpamanya ini bisa kita kuasai, maka kita akan berkaitan dengan masalah bahan baku; bagaimana mempersiapkan lithium, ya nanti menyuplai kebutuhan di sana," ujar dia.
Dengan pengembangan mobil listrik, sambungnya, industri pendukung harus dibangun dan didorong untuk tumbuh, termasuk dalam rangka pemenuhan komponen kendaraan dari dalam negeri, agar siap memasuki produksi massal.
"Industri itu akan ada yang menggabungkan teknologi itu sehingga dihasilkan produksi, nah industri itu juga bisa berkembang bagaimana dia menghasilkan bahan baku, industrinya akan lari ke sana, industri pertambangan, industri mineral, dan lain sebagainya," ujar dia.