Toko Virtual JD.ID Rambah Pasar Co-working Space

Deandra Syarizka
Kamis, 25 Juli 2019 | 13:48 WIB
Managing Director vOffice Erwin Arivianto Soerjadi (kiri) dan Head of Business Development JD.IDAndrew You (kanan) saat peluncuran JD.ID Virtual Market di vOffice Jakarta, Rabu (24/7/2019)./Deandra Syarizka
Managing Director vOffice Erwin Arivianto Soerjadi (kiri) dan Head of Business Development JD.IDAndrew You (kanan) saat peluncuran JD.ID Virtual Market di vOffice Jakarta, Rabu (24/7/2019)./Deandra Syarizka
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Jingdong Indonesia Pertama (JD.ID) semakin gencar menggandeng mitra strategis mendirikan toko ritel virtual untuk meningkatkan jumlah transaksi.

Setelah menyasar stasiun kereta api dan pusat perbelanjaan, toko virtual perusahaan mulai merambah ke ruang kerja bersama (co-working space).

Terbaru, JD.ID menjalin kerja sama dengan penyedia ruang kerja bersama vOffice untuk menghadirkan JD.IDVirtual Market yang menyasar segmen pekerja.

Kehadiran JDID Virtual Market ini bakal melengkapi layanan Online to Offline (O2O) yang telah ada sebelumnya, seperti JD.ID Virtual yang terdapat di stasiun kereta dan pusat perbelanjaan, serta JD.ID X , gerai offline yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI)

Head of Business Development JD.ID Andrew You menyatakan, kehadiran toko virtual merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan, dan juga mempelajari kebiasaan berbelanja masyarakat melalui data yang dikumpulkan.

Selain itu, pihaknya juga ingin mengubah kebiasaan berbelanja masyarakat dengan sentuhan teknologi seperti AI dan Internet of Things (IoT).

“Setiap toko virtual kami menawarkan produk yang berbeda. Dengan konsep ini, kami ingin mempelajari kebiasaan berbelanja masyarakat ,sekaligus memberikan feedback kepada peritel. Selain marketplace, kami juga adalah peritel yang memiliki beberapa produk,” ujarnya, Rabu (24/7/2019).

 Dia menambahkan, JD.ID Virtual Market pada dasarnya adalah banner yang memajang sejumlah produk yang dijual, lengkap dengan harga dan kode QR. Masyarakat yang tertarik untuk membeli produk tersebut tinggal memindai kode QR dan melakukan pembayaran di aplikasi JD.ID.

 Selanjutnya, sebagian produk akan dikirimkan langsung ke alamat pemesan, sementara sejumlah produk lainnya dapat langsung diambil di pick up point, dalam hal ini vOffice.

Berbeda dengan toko virtual di stasiun yang umumnya menjual makanan dan minuman, toko virtual di ruang kerja bersama ini juga menjual peralatan kantor seperti alat tulis, flashdisk, dan kertas.

 Meskipun tak memerinci jumlah investasi yang dikucurkan untuk toko virtualnya, namun Andrew menyatakan perusahaannya tak segan berinvestasi cukup besar untuk pengembangan teknologi dan logistik.

Bahkan, dia menyebut  Indonesia merupakan investasi terbesar perusahaan di luar negara asalnya China.

Dia menilai, perusahaan memiliki visi panjang untuk menyambut kenaikan konsumsi kelas menengah dan bonus demografi yang akan terjadi beberapa tahun mendatang.

Oleh karena itu, konsep toko virtual ini akan terus dikembangkan ke wilayah lain yang dianggap potensial, seperti bandara, dan kota-kota pariwisata.

 “Kami memiliki visi jangka panjang, salah satunya mendukung pariwisata domestik. Satu hari nanti masyarakat dapat membeli oleh-oleh dari airport dan tak perlu menentengnya dalam bagasi, karena dapat langsung diantarkan ke alamatnya,” ungkapnya.

 Sejak konsep toko virtual ini diluncurkan tahun lalu, dia menilai traksi transaksinya menunjukkan tren pertumbuhan, terutama oleh konsumen milenial dan Ibu Rumah Tangga.

Meski demikian, dia menyatakan belum semuanya memetik keuntungan karena beberapa di antaranya harus mengeluarkan biaya sewa tempat.

 Di lain sisi, konsep toko virtual yang bekerja sama langsung dengan brand seperti JD.ID Virtual yang menjual produk kecantikan dari satu brand di pusat perbelanjaan dinilai cukup menjanjikan.

Andrew menyatakan tengah menyiapkan  proyek serupa dengan perusahaan teknologi terkemuka yang ingin ekspansi ke Indonesia.

Managing Director vOffice Erwin Arivianto Soerjadi menyatakan, kebanyakan kliennya merupakan pengusaha yang baru merintis.

Pihaknya selaku penyedia ruang kerja bersama ingin menyediakan kantor dengan fasilitas yang serba ada, agar  para klien dapat fokus mengembangkan bisnisnya.

 “Sekarang cari kertas, stationary susah. Kehadiran toko virtual ini sangat membantu untuk membeli kebutuhan pekerjaan,” ujarnya.

 Lebih lanjut, pria yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini juga menyatakan akan melanjutkan konsep serupa di organisasinya, juga di ruang kerja bersama Union Space yang terafiliasi dengan vOffice. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper