TEKNOLOGI MITIGASI BENCANA: Bukan Sekadar Peringatan Dini

Rahmad Fauzan
Kamis, 18 Juli 2019 | 11:43 WIB
Asap dan abu vulkanik menyembur dari kawah Gunung Agung di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Selasa (28/11). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memantau terjadinya tremor menerus akibat aktifitas gunung tersebut dan abu gunung telah menyebar ke bagian barat daya dengan ketinggian hingga 3.000 meter serta merekomendasikan masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius hingga 10 km dari kawah. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Asap dan abu vulkanik menyembur dari kawah Gunung Agung di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Selasa (28/11). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memantau terjadinya tremor menerus akibat aktifitas gunung tersebut dan abu gunung telah menyebar ke bagian barat daya dengan ketinggian hingga 3.000 meter serta merekomendasikan masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius hingga 10 km dari kawah. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Bagikan

2Memanfaatkan Teknologi Digital

Dengan tingginya statistik terjadinya bencana di Indonesia, kehadiran aplikasi digital mitigasi bencana dinilai menjadi solusi yang efektif dan efisien dalam mengurangi dampak bencana.

Berdasarkan data Qualcomm Incorporated, melalui inisiatif Wireless Reach dan Atma Connect, solusi digital mitigasi bencana yang telah diterapkan di Indonesia sudah berhasil mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh bencana sebesar 643 tahun usia sehat yang hilang per 100.000 jiwa berdasarkan tahun hidup yang hilang akibat Kematian Dini dan Disabilitas Karena Sakit.

Selain itu, kerusakan properti akibat bencana juga berhasil diminimalisasi oleh peringatan darurat aplikasi digital mitigasi bencana. Dikatakan, aplikasi tersebut berhasil menyelamatkan sekitar Rp4 juta per rumah tangga per tahun di daerah Jakarta.

Lebih jauh, data yang sama menyebutkan, penggunaan aplikasi digital dalam penanggulangan bencana telah mengurangi risiko dampak bencana terhadap kesehatan, memperpanjang usia, serta mengurangi kerugian ekonomi akibat bencana.

Adapun, salah satu aplikasi mitigasi bencana yang diluncurkan oleh Atma Connect melalui kerja sama dengan Qualcomm Incorporated melalui inisiatif Qualcomm Wireless Reach, yakni AtmaGo, dikatakan mampu berkontribusi dalam tindakan pencegahan yang efektif kepada sekitar 750.000 korban bencana.

Tindakan pencegahan dilakukan dengan cara mulai dari memindahkan barang berharga, memberi peringatan kepada warga lain, sampai dengan mengungsi.

Khusus di DKI Jakarta, fitur yang dimiliki AtmaGo berpotensi mengurangi kerusakan properti yang disebabkan oleh bencana banjir atau bencana lainnya sebesar Rp4.411.523 per rumah tangga, dengan asumsi tindakan yang efektif dapat mengurangi kerusakan sebesar 50%.

Meena Palappian selaku Pendiri dan CEO Atma Connect menambahkan, apabila aplikasi AtmaGo dapat menjangkau 5% sampai dengan 10% rumah tangga di daerah DKI Jakarta, maka penghindaran kerugian di atas dapat mencapai Rp718 miliar hingga Rp1,5 triliun per tahun.

"AtmaGo telah membantu warga korban bencana dalam menemukan kerabat, mendirikan tenda evakuasi, membersihkan persediaan air, dan menyediakan kesempatan menjadi sukarelawan, serta penggalangan pemulihan bencana," ujar Palappian.

Sebagai informasi, aplikasi tersebut juga telah digunakan untuk penanggulangan bencana pada saat terjadi peristiwa gempa bumi dan tsunami di Sulawesi, Lombok, Jawa, dan Sumatra pada 2018.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper