Mengapa IoT Belum Digunakan Maksimal di Manufaktur Indonesia?

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 12 Juli 2019 | 08:12 WIB
Ilustrasi Internet of things
Ilustrasi Internet of things
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA --  Indonesia tertinggal dari Thailand dalam  hal pemanfaatan internet untuk segala (internet of things/IoT) di sektor manufaktur.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asia IoT Bussiness Platform (AIBP),  sebanyak 10,7% perusahaan di Thailand dan 8,9% perusahaan di Indonesia, khususnya yang bergerak di industrial, telah merasakan manfaat dari pengimplementasian IoT.

Negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam hanya 2,1%, Filipina 2,8% dan Malaysia 5,1%. 

Survei AIBP melibatkan 1.624 responden yang tersebar di Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Survei tersebut menyebutkan sejumlah sektor yang memungkinkan untuk dijajaki IoT saat ini adalah sektor ritel dan perumahan, transportasi dan logistik, industrial, perbankan dan pelayanan publik. 

Irza Fauzan Suprapto, Direktur Asia loT Business Platform, mengatakan ketertinggalan pemanfaatan IoT di Indonesia dibandingkan dengan Thailand disebabkan luas negara Thailand yang lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia, sehingga manfaat IoT dapat dirasakan di hampir seluruh wilayah Thailand.

Di samping itu, lanjutnya, faktor perbedaan bisnis manufaktur juga menjadi penyebab Indonesia mengekor dibelakang Thailand.

Manufaktur di Thailand banyak yang berkaitan dengan otomotif seperti perakitan mobil dan motor. Sedangkan manufaktur di Indonesia lebih ke domestik seperti membuat makanan, yang tidak memerlukan investasi IoT.

“Karena manufaktur Thaliand lebih berharga, jadi mereka ada kelebihan uang, mereka investasi lebih [untuk IoT] dan hasilnya juga lebih,” kata Irza kepada Bisnis.com, Kamis (11/7/2019).

Irza menambahkan faktor lain yang membuat IoT belum terlalu terasa manfaatnya atau belum dimanfaatkan, karena di Indonesia banyak perusahaan rintisan yang belum membutuhkan IoT.

Dia juga melihat bahwa dukungan dari pemerintah untuk pertumbuhan industri IoT masih kurang. Dia menyarankan pemerintah untuk meniru Thailand atau Singapura yang memberi insentif kepada perusahaan swasta untuk mengembangkan IoT.

Meskipun tertinggal dari Thailand, kata Irza, Indonesia tetap menarik bagi pasar untuk investasi dan pengembangan IoT, hal tersebut terlihat banyaknya pabrik dan industri di Indonesia.

Selain itu, posisi Indonesia juga masih lebih baik dibandingkan dengan Malaysia, Singapura dan Vietnam  dalam pengembangan IoT.

“Jadi bukannya Indonesia tidak ‘seksi’ Industri IoTnya, pemanfaatan IoT kurang di Indonesia karena literasi masyarakat tentang IoT masih kurang,” kata Irza.   

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper