Bisnis.com, JAKARTA — Ideosource Venture Capital membidik setidaknya 5 perusahaan rintisan baru untuk masuk ke dalam portfolio investasinya, dengan rencana alokasi investasi berkisar Rp2 miliar hingga Rp5 miliar per perusahaan untuk tahap awal atau pre-Seri A.
Managing Partner Ideosource Venture Capital Edward Ismawan Chamdani menyatakan sejauh ini, perusahaan yang juga berinvestasi di sektor perfilman melalui Ideosource Entertainment ini telah berinvestasi ke lebih dari 30 perusahaan rintisan di Indonesia.
“Kalau semester dua ini, kami [investasi] film udah pasti, tetapi untuk startup, kami lagi lihat arahnya ke perusahaan konvensional yang volumenya besar tetapi masih punya kesempatan untuk didisrupsi dengan teknologi, dalam artian belum efisien,” ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Dalam hal tersebut, dia menyebut sejumlah sektor yang cukup potensial seperti pengolahan limbah, agrobisnis, energi terbarukan, dan lainnya.
Tim di perusahannya pun telah melakukan riset mengenai ekosistem industri tersebut selama 6 hingga 9 bulan terakhir.
Menurutnya, perusahaan rintisan nonteknologi juga memiliki peluang yang cukup menjanjikan untuk disuntik investasi.
“Mungkin akan lebih cepat kalau masuk ke [perusahaan] kovensional, tetapi traction tetap harus cepat, sourcing dan yang lain juga harus ada, apakah equity, atau bridging finance,”ujarnya.
Sementara itu, Senior Associate Golden Gate Ventures Jeffrey Chua menyatakan telah mengantongi tiga kesepakatan pendanaan dengan perusahaan rintisan Indonesia. Kesepakatan itu akan diumumkan pada semester II/2019.
Golden Gate Ventures merupakan perusahaan pendanaan tahap awal di Asia Tenggara yang berdiri sejak 2011.
Chua menyatakan sebanyak 33% dari dana investasinya mengalir ke perusahaan rintisan Indonesia, diikuti oleh Singapura, Vietnam dan Thailand. Pihaknya juga tengah menjajaki pasar baru seperti Bangladesh dan Myanmar.
“Setelah memimpin pendanaan pada Ritase, kami telah mengantongi tiga kesepakatan pendaanaan baru dengan perusahaan rintisan Indonesia yang akan diumumkan dalam waktu dekat,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyebut beberapa sektor yang cukup potensial untuk investasi, antara lain teknologi agribisnis, online touring, pembiayaan kredit mobil, dan lainnya.
Selain itu, perusahaannya juga fokus membidik perusahaan rintisan yang mendukung aktivitas masyarakat kelas menengah di Asia Tenggara, atau perusahaan yang berhubungan dengan mobile internet, mengingat regional tersebut menawarkan pasar mobile internet yang cukup besar.