Bisnis.com, JAKARTA -- Seminggu setelah meluncurkan nama dan produk baru, serta mengumumkan penutupan pertama investasi seri B senilai US$13.5 juta, CoHive meresmikan kerjasamanya dengan Pusat Ekonomi Kreatif dan Inovasi (CCEI) Daegu untuk mendukung pembentukan jaringan startup antara Kota Daegu, Korea Selatan dan Indonesia.
Kemitraan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua pihak pada Rabu, 26 Juni 2019 di CoHive 101, Jakarta, Indonesia.
Sebagai perusahaan penyedia ruang kerja bersama (CoWorking space) terbesar di Indonesia yang memiliki sekitar 9.000 anggota (per Juni 2019), CoHive terus berkomitmen menjadi pembentuk komunitas startup.
Sementara itu, CCEI Daegu yang merupakan organisasi non-profit di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan, TIK dan Perencanaan Korea Selatan berperan sangat penting dalam mendorong pengembangan ekologi dan inovasi startup di Kota Daegu.
Ethan Choi, Co-founder dan CCO CoHive, menjelaskan bahwa kolaborasi ini sangat bermanfaat bagi kedua negara.
“Visi yang paling ideal adalah bahwa dengan kolaborasi ini, startup Indonesia dan Korea Selatan dapat berinovasi bersama dan ekspansi ke pasar global. Namun, menemukan mitra yang tepat tidaklah mudah. Itulah sebabnya kami menyediakan cara bagi mereka untuk terhubung, menjadi teman, membangun kepercayaan, dan akhirnya berkolaborasi,” jelas Ethan.
Sebagai bagian dari kerjasama ini, CoHive dan CCEI akan melakukan berbagai aktivitas, antara lain mentoring (pendampingan), konsultasi model bisnis, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta membangun jaringan atau konektivitas dengan investor atau entitas bisnis lain.
Peserta dari kegiatan ini adalah berbagai startup Korea yang dihimpun oleh CCEI Daegu yang ingin memperluas peluang ekspansi ke Indonesia. Selain itu, program ini juga akan melibatkan komunitas startup Indonesia dan institusi-institusi terkait.
Kyu-Hwang Yeon, Presiden CCEI menjelaskan alasan memilih negara Indonesia dan khususnya CoHive dalam upaya mendorong ekspansi startup Korea.
"Kami melihat bahwa Indonesia memiliki banyak potensi dengan pesatnya perkembangan startup. Kami ingin mendukung startup Korea yang memiliki teknologi canggih dan daya saing pasar untuk berekspansi ke luar negeri. Inilah sebabnya kami menghubungkan mereka dengan komunitas startup besar seperti CoHive,” papar Kyu-Hwang Yeon.
Menurut Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Indonesia merupakan rumah bagi komunitas startup yang jumlahnya akan semakin meningkat sekitar 20-30% di tahun mendatang.
Sementara itu, penetrasi internet (84%) dan telepon seluler (83%) di Korea Selatan termasuk yang tertinggi di dunia. Infrastruktur teknologi Korea Selatan pun jauh lebih maju dibandingkan dengan negara lain, sehingga menjadikannya mitra yang tepat untuk berbagi pengetahuan dan teknologi.