Menyaksikan Ai-Da, Seniman Robot Pertama yang Berpameran di Inggris

Aprianus Doni Tolok
Kamis, 6 Juni 2019 | 20:24 WIB
Ilustrasi - Seniman AI yang bernama bernama Ai-Da mengenakan blus putih dan rambutnya yang hitam terurai. Ai-Da terlihat seperti artis yang sedang bekerja saat dia mempelajari subjeknya dan meletakkan pensil di atas kertas./Bisnis-Reuters
Ilustrasi - Seniman AI yang bernama bernama Ai-Da mengenakan blus putih dan rambutnya yang hitam terurai. Ai-Da terlihat seperti artis yang sedang bekerja saat dia mempelajari subjeknya dan meletakkan pensil di atas kertas./Bisnis-Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pameran seni rupa dari seniman artificial intellegence (AI) diselenggarakan di Inggris. Pameran ini merupan pameran pertama dari seniman robot.

Seniman AI yang bernama bernama Ai-Da mengenakan blus putih dan rambutnya yang hitam terurai. Ai-Da terlihat seperti artis yang sedang bekerja saat dia mempelajari subjeknya dan meletakkan pensil di atas kertas. Tapi bunyi bip dari lengan bioniknya memberikan petunjuk bahwa dia adalah robot.

Penemu Ai-Da sejaligus pemilik galeri Inggris Aidan Meller mengatakan Ai-Da adalah "seniman robot humanoid AI ultra-realistis pertama di dunia". Ai-Da membuka pameran tunggal pertamanya yang terdiri dari delapan gambar, 20 lukisan, empat pahatan, dan dua karya video.

Pameran ini menjadi sesuatu yang baru di dunia seni. "Teknologi menjadi penting dan hal itu memengaruhi semua orang," katanya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (6/6/2019).

Selain itu, Meller juga ingin menjabarkan penggunaan dan penyalahgunaan A.I. dalam pameran tersebut.

Pameran bertajuk "Unsecured Futures" yang dibuka pada 12 Juni 2019 di Barn Gallery di St John's College, Inggris berupaya untuk melihat batasan antara teknologi, AI, dan kehidupan organik. "Kami ingin memiliki pertimbangan etis dalam semua itu,"imbuhnya.

Nama Ai-Da terinspirasi dari seorang pelopor matematika dan komputer Inggris Ada Lovelace. Ai-Da dapat menggambar dari penglihatannya berkat kamera di bola mata dan algoritma AI yang dibuat oleh para ilmuwan di University of Oxford yang membantu menghasilkan koordinat di lengan sehingga bisa menciptakan karya seni.

Dia menggunakan pensil atau pena untuk membuat sketsa. Karya-karyanya kemudian dicetak di atas kanvas. "Dari koordinat-koordinat dari gambar tersebut, kami dapat mengambilnya menjadi sebuah algoritma yang kemudian dapat menampilkannya melalui grafik Cartesian yang kemudian menghasilkan gambar akhir," kata Meller.

Karya-karya Ai-Da yang dipamerkan juga sekaligus memberi penghormatan kepada Lovelace dan matematikawan Alan Turing.

Ditanya oleh Meller tentang semua keadaan AI saat ini, Ai-Da, yang telah diprogram berpidato, menjawab bahwa teknologi baru membawa potensi untuk kebaikan dan kejahatan. "Merupakan tanggung jawab besar untuk mencoba mengekang ekses negatif, sesuatu yang harus kita pertimbangkan," katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper