Badai Matahari Rontokkan Lapisan Inti Es di Greenland

JIBI
Selasa, 19 Maret 2019 | 08:28 WIB
Air laut didorong ke atas oleh bagian bawah puncak gunung es saat jatuh kembali saat gletser besar di Helheim dekat Tasiilaq, Greenland, 22 Juni 2018./Reuters
Air laut didorong ke atas oleh bagian bawah puncak gunung es saat jatuh kembali saat gletser besar di Helheim dekat Tasiilaq, Greenland, 22 Juni 2018./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah hasil studi yang dipublikasikan Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan, adanya lapisan inti es di Greenland lepas akibat badai Matahari, sebagaimana dilaporkan Popular Mechanics akhir pekan lalu.

Tim ilmuwan yang dipimpin Paschal O’Hare, menemukan ciri yang serupa 1.400 tahun lalu.

Analisis sementara menyebutkan terjadi konsentrasi radioaktif berilyum-10 dan chlorine-36, yang menyebabkan badai Matahari yang 10 kali lebih kuat dari solar proton effect (SPE), tertinggi sejak tahun 1956.

Hasil penelitian juga mengklaim, ini adalah peristiwa yang pertama kali terekam dan terdeteksi sebagai radioaktif terkuat sejak tahun 775/776 Masehi.

Dua tahun lalu, peneliti menemukan lingkaran cabang isotop karbon-14 yang sama pada tahun 600 Masehi, yang secara umum berpotensi menimbulkan Supernova atau lidah api. Inti es yang disebutkan O’Hare terdapat pada elemen 10Be dan 36Cl menimbulkan badai pada besaran tertentu.

Solar Proton Effect, terjadi ketika ada sebuah gesekan permukaan magnetik matahari, yang menyebabkan ledakan partikel matahari pada magnetosfer.

Partikel tersebut ditenagai dari injeksi kosmik, yang disebut sebagai gelombang kejut dengan efek pelepasan massa koronal (shock waves associated with coronal mass ejections).

Solar Proton Effect diketahui pertama kali terjadi pada tahun 1989 di Quebec dan Swedia pada tahun 2003 yang terus menguat dalam kurun waktu 70 tahun. Meskipun kita memiliki alat untuk memantau itu.

Kondisi ekstrem tersebut terjadi ketika magnetosfer mengalir yang kemudian melapisi hutan dan gunung es. Prospek SPE ini berpengaruh pada infrastruktur komunikasi yang “berpotensi hancur”.

Ini terjadi ketika eksepdisi saintifik di Greenland Utara tentang eksplorasi ruang angkasa dan berpengaruh pada perlindungan jaringan telekomunikasi, sistem navigasi, dan sistem keamanan kita.

Selain mempengaruhi telekomunikasi dan jaringan navigasi, Solar Proton Effect bisa mengurangi jumlah lapisan ozon yang dimiliki bumi sebagai pelindung radiasi ultraviolet.

Peristiwa yang cukup mengkhawatirkan bagi kehidupan dan planet bumi, tapi tidak berpotensi menyebabkan kepunahan massal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper