Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan dari berbagai sektor industri dituntut melakukan transformasi digital di tengah fenomena disrupsi akibat kemajuan teknologi dan digitalisasi.
Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo Chris Kanter mengatakan bahwa disrupsi digital berpotensi menyusutkan kinerja perusahaan di Indonesia sehingga perlu diantisipasi dengan melakukan transformasi digital agar perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan.
Untuk itu, Indosat menggelar forum diskusi Business Connect : CXO Forum “Embarking On App Economy”. Chris menyampaikan kegiatan tersebut bertujuan menyediakan ruang ideal bagi para pemimpin perusahaan untuk berdiskusi dalam menghadapi tantangan bisnis dan menciptakan nilai lebih di era disrupsi digital.
Selain itu, kegiatan yang diadakan di Hotel Westin tersebut diharapkan dapat membantu perusahaan melakukan tantangan transformasi digital di masa mendatang. Adapun, Chris menyampaikan bahwa Indosat melalui Indosat Ooredoo Business siap membantu perusahaan melakukan transformasi.
“Dengan strategi infrastruktur ICT yang lengkap, Indosat Ooredoo Business siap mendampingi industri dalam menghadapi transformasi digital pada masa kini dan mengantisipasi masa depan,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (11/1).
Dia menambahkan Indosat Ooredoo Business saat ini telah menyediakan berbagai macam inovasi produk dan layanan bagi pelanggan pengusaha kecil dan menengah hingga enterprise. Layanan tersebut di antaranya layanan machine-to-machine, internet of things, layanan konektivitas, komputasi awan, pangkalan data, kota pintar, dan layanan komunikasi mobile.
Indosat Ooredoo Business optimistis bahwa transformasi digital akan semakin banyak diterapkan di berbagai sektor industri misalnya energi, ritel, transportasi, finansial, media, farmasi, dan lainnya.
Sebelumnya, Chris mengatakan bahwa perusahaannya akan menggenjot sektor bisnis komersial (B2B) sebagai mesin pertumbuhan Indosat di tengah persaingan bisnis seluler yang makin ketat.
“Kalau hanya melandaskan bisnis jual pulsa saja, pertumbuhan jelas ada tetapi terlalu bisa ditebak. Kami mau ada lonjakan. Lonjakan itu adalah B2B,” katanya.