Bisnis.com, SINGAPURA – Pada era transformasi digital, pelaku usaha berlomba memanfaatkan teknologi terbaru untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Namun, berdasarkan penelitian, 85% usaha kecil menengah (UKM) masih menggunakan komputer ‘tua’.
Belinda Widgery, Channel and Device Director Microsoft Asia, pada acara ‘Microsoft Digital Trust Asia 2018’ yang digelar di Singapura, Selasa (30/10/2018), menuturkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Microsoft, 70% dari UKM masih menggunakan komputer (laptop dan desktop) berumur lebih dari 4 tahun.
Masih berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Agustus 2018 di 5 negara (Australia, India, Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan), ternyata rata-rata UKM melakukan pembaruan komputer setelah berusia lima tahun.
Bahkan, 85% UKM besar menggunakan komputer ‘tua’. Kenyataan ini tak sejalan dengan 4 hal penting yang menjadi perhatian para pelaku UKM. Keempat hal itu adalah meningkatkan keuntungan, meningkatkan pertumbuhan usaha, meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya operasional.
Dikatakan, berdasarkan wawancara dengan 2.156 responden diketahui pula ada 4 hal penting yang menjadi perhatian pengusaha UKM untuk setahun ke depan, yakni komputer (laptop dan desktop), solusi cloud, persoalan keamanan, dan mobilitas.
“Sebanyak 54 UKM tak menggunakan Windows 10. Sebagian besar menggunakan Windows 8 dan 7,” ujar Belinda.
Padahal, jelasnya, ada 5 dampak buruk menggunakan komputer ‘tua’, seperti meningkatkan biaya operasional, mengurangi keuntungan, menurunkan produktivitas pekerja, menurunkan produktivitas usaha, dan keamanan tidak terjamin.
Belinda menyebut biaya atau ongkos untuk perawatan satu komputer tua menghabiskan US$2.736. Bila pergantian komputer dilakukan sebelum usia keempat, maka biaya perawatan bisa ditekan menjadi US$305, dan ongkos produktivitas yang hilang bisa ditekan dari US$2.246 menjadi US$725.
Dari penelitian juga terungkap 67% dari UKM pernah mengalami masalah keamanan seperti serangan malware dan virus (62%), pencurian data (38%), pencurian identitas (33%), gangguan jaringan (35%), dan transaksi tidak aman (29%).
Adapun alasan pelaku UKM tidak mengganti komputer ‘tua’ dengan yang baru adalah karena tidak mempunyai dana yang cukup, komputer baru harganya mahal, aplikasi lama tak bisa beroperasi dengan sistem operasi terbaru, dan pelaku UKM tidak menganggap komputer sebagai hal penting dari proses perusahaan.
Sebaliknya, justru pada era transformasi digital, pelaku UKM semestinya memanfaatkan teknologi baru karena keamanan lebih bagus, update sederhana, manajemen lebih fleksibel, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi biaya poduksi.
Belinda menambahkan transformasi digital berperan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Asia Pasifik sebesar US$1 triliun pada tahun 2021. Adapun 60% dari PDB Asia pasifik itu berasal dari UKM.
“Sebanyak 98% dari perusahaan itu adalah UKM, di Asean UKM berkontribusi 50% untuk PDB,” ucap Belinda.