Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Coworking Space Indonesia atau Coworking Indonesia menilai saat ini ekosistem coworking space mulai menjamur tak hanya di Pulau Jawa, tetapi bergeser ke Indonesia bagian Timur dan pulau lain.
Ketua Asosiasi Coworking Space Indonesia Faye Alund mengatakan ekosistem paling solid mengembangkan coworking space saat ini memang masih berpisat di Jakarta, dan secara lebih luas 80% anggota asosiasi berlokasi di Pulau Jawa.
"Ini alasan mengapa tumbuh terus di Jawa, khususnya Jakarta. Karena ekosistem ada. Kalau daerah lain makin jauh makin besar gapnya. Namun kita harus bantu penggerak komunitas di daerah lain bisa saja di Bali, Lombok, Ende, lalu Makassar, atau Manado," kata Faye di Equity Tower, Senin (8/10/2018).
Ada pun gap infrastruktur menjadi penghambat ekosistem coworking space di daerah. Meskipun begitu Faye mengakui di luar Pulau Jawa semakin banyak komunitas sudah bergerak. Sebagai contoh di Papua dan Ambon komunitas sudah ada dan berkembang baik memberi dampak ekonomi.
"Jadi beda-beda, tergantung infrastruktur, kesiapan ekosistem, dan seberapa dia berkembang," sambungnya.
Sementara itu, infrastruktur fisik terpenting di coworking space antara lain ada; listrik dan internet. Namun dua hal itu juga bukan faktor utama. Iklim dari coworking space sangat menentukan tingkat kenyamanan anggota coworking space.
"Misalnya, pernah ada kantor desain dan perlengkapan kursi argonomis, namun ada politik misal, nyirnyir bos, dan lainnya. Kondisi itu kan membuat pekerja ingin resign ya? Padahal indikator di kantor itu orang betah karena ada teman, asik, seru, bukan hanya meja bagus. Jadi infrastruktur bukan alasan utama untuk membangun coworking space. Yang penting ekosistem," tutur Faye.