Bisnis.com, JAKARTA - Blockchain SEED (Sino Eco Energy Development), sebuah Grup Eco-Energy menawarkan teknologi blockchain energi ramah lingkungan.
Seed bergerak dalam bisnis ECO yang ramah lingkungan berdasarkan teknologi blockchain, yang didirikan oleh grup-grup yang turut ikut dalam bisnis CDM dengan mendapatkan sertifikasi pengurangan emisi.
SEED bergerak di produksi energi ramah lingkungan seperti tenaga solar, tenaga angin, generator tenaga hydro kecil, penghijauan, pengembangan sumber makan, dan proyek Waste to Energy (WTE) atau pengelolaan tenaga sampah.
Dengan menggunakan teknologi blockchain, SEED telah mengembangkan platform crowdfunding mereka sendiri yang dapat digunakan para individu dan institusi dari seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam investasi tersebut, melalui platform yang menggabungkan ekonomi riil dengan model pendapatan yang matang.
Mereka menawarkan investor mendapatkan laba atas investasi yang tetap pada proyek-proyek tertentu yang dapat ditukarkan di exchange.
Proyek pertama SEED Farming adalah ‘SEED Blockchain Center’, sebuah gedung berlantai 55 yang akan digunakan untuk kantor pusat SEED pada sebuah lokasi dengan besar 16.600 meter persegi di Sudirman, Jakarta, Indonesia.
Lokasi tersebut merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari kantor, mall, rumah, dan hotel dengan total investasi sebesar 700 juta USD. Proyek tersebut akan mulai pembangunan pada tahun 2019 dan akan selesai tahun 2023.
Selain SEED Blockchain Center, SEED juga sedang mengembangkan sebuah APP tersentralisasi bernama “Planter”, di mana para pengguna yang jalan, lari, bersepeda, dan naik tangga untuk mengurangi emisi karbon akan dihadiahkan mata uang digital bernama ZERA. Layanan ini akan diluncurkan di Oktober.
“Siapapun dapat menyelamatkan bumi melalui usaha-usaha ramah lingkungan yang mengurangi emisi karbon. Namun, banyak yang kurang memperhatikan apabila tidak dihargai dengan keuntungan finansial. SEED, dengan sistem penghadiahan dan platform bisnis yang menguntungkan, mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam aksi-aksi ramah lingkungan”, jelas co-CEO SEED, Young-geun, Shin dalam siaran persnya.
Shin juga menekankan, pemanasan bumi yang semakin dekat akan menjadi bencana. Sekarang manusia tidak boleh dan tidak dapat menunda perang terhadap emisi karbon dioksida lagi.