Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan rintisan teknologi finansial, Cicil, memperoleh pendanaan Seri A oleh sekelompok investor yang dipimpin oleh East Ventures dan Vertex Ventures.
Putaran pendanaan tersebut turut melibatkan K3 Ventures, Ethos Partners, dan investor terdahulunya yaitu Accord Ventures. Suntikan modal tersebut meningkatkan dana yang telah berhasil digalang Cicil menjadi lebih dari US$5 juta.
Co-Founder Cicil, Leslie Lim, mengungkapkan bakal memanfaatkan suntikan ekuitas terbaru itu untuk mempercepat ekspansi dan mengembangkan produk layanan bagi mahasiswa.
Baca Juga Tip dan Trik Menghemat Kuota Data |
---|
“Kami melihat akses keuangan merupakan masalah nyata bagi mahasiswa. Cicil berharap dapat membantu mengatasi masalah tersebut, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh Asia Tenggara," ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (15/8).
Cicil merupakan perusahaan tekfin yang berfokus menyalurkan pinjaman untuk pembayaran uang sekolah dan pembelian kebutuhan sekolah secara daring melalui cicilan bulanan tanpa kartu kredit.
Startup lulusan Google Launchpad Accelerator tersebut terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Indonesia dan Asosiasi Fintech Indonesia. Layanan perusahaan tekfin tersebut menjangkau mahasiswa di sebanyak 29 kota di Indonesia.
Co-Founder Cicil, Edward Widjonarko, ingin memberikan dampak positif bagi mahasiswa dengan memberikan pengalaman pembiayaan pendidikan terbaik melalui platformnya.
"Kami memiliki ambassador program yang menyediakan pelatihan soft skill dan memungkinkan mahasiswa lebih siap untuk menghadapi dunia kerja,” ujarnya.
Menurutnya, lebih dari separuh penduduk Indonesia tak memiliki akun rekening bank . Meskipun demikian, sekitar 70% penduduk yang tak memiliki rekening bank memiliki ponsel pintar. Statistik tersebut memungkinkan pemain teknologi finansial seperti Cicil untuk berkembang pesat.
Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, berpendapat Cicil berbeda dengan perusahaan tekfin peminjaman pada umumnya. Menurutnya, Cicil turut menyasar salah satu permasalahan paling kritikal di dalam negeri, yaitu pengembangan kapasitas manusia.
"Sistem pendidikan di Indonesia masih sangat mahal. Cicil mengisi kesenjangan ini dengan memberikan pembiayaan bagi para mahasiswa untuk membiayai pendidikan serta membeli kebutuhan belajar seperti laptop dan komputer. Hal ini tentunya dapat membantu mahasiswa untuk dapat maju berkembang,” ujarnya.
Managing Partner Vertex Ventures, Joo Hock Chua, berharap Cicil dapat terus melakukan ekspansi pada layanan pasar pembiayaan mahasiswa di Indonesia.
Segmen pembiayaan tersebut, menurutnya, belum begitu tergarap optimal oleh platform pembiayaan yang tersedia di pasar.
"Cicil telah memenuhi misi yang penting dan berkelanjutan dalam perjalanan pendidikan para mahasiswa dengan membantu pembiayaan kebutuhan mereka: dari laptop, perjalanan, tempat tinggal, hingga uang sekolah. Mereka memiliki alat dan peluang yang tepat untuk fokus menghasilkan pengalaman belajar yang lebih baik. Kami juga melihat peluang besar di luar Indonesia, yaitu membantu para pelajar di kawasan ASEAN,” ujarnya.