Hati-hati Terjangkit Malware Bitcoin

N. Nuriman Jayabuana
Senin, 4 Juni 2018 | 16:22 WIB
Ilustrasi bitcoin./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi bitcoin./Reuters-Dado Ruvic
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penelitian terbaru dari Avast mengidentifikasi 10% konsumen perangkat pintar tak peduli dengan infeksi malware cryptomining.

Di antara kelompok tersebut, sebanyak 44% di antaranya memiliki pemahaman yang keliru karena malware cryptomining tak mampu menjangkit perangkatnya yang tak memiliki akses terhadap cryptocurrency.

Penelitian Avast dilakukan untuk memahami persepsi dan pengetahuan publik tentang cryptomining yang umumnya menanamkan malware di dalam perangkat individu.

Hanya sebanyak 49% konsumen Indonesia yang mengaku paham dengan malware atau website yang terinfeksi dengan penambangan cryptocurrency.

Riset ini menyimpulkan pengetahuan konsumen Indonesia terhadap risiko ancaman malware cryptomining masih begitu rendah. Meski demikian, sebanyak 65% responden mengaku cukup akrab dengan transaksi mata uang digital. 

Cryptomining seperti diketahui membutuhkan kekuatan jaringan komputer dalam skala besar. Penambang aset digital umumnya membajak jaringan perangkat yang terhubung dengan botnets.

Aktivitas penambang yang memanfaatkan malware tersebut turut membengkakkan tagihan listrik, menurunnya produktivitas, dan menurunkan performa perangkat korban. Perangkat yang disusupi turut berisiko tinggi menjadi target pencurian data pribadi. 

“Kami melihat peningkatan signifikan oleh penjahat dunia maya yang merekrut perangkat Internet of Things (IoT) dan ponsel cerdas ke botnet yang bertujuan untuk menambang cryptocoins. Malware dapat berkerja secara diam-diam di latar belakang setiap perangkat cerdas – tidak peduli jika korban memiliiki cryptocurrency atau tidak. Di Avast, tujuan kami adalah menghapus semua mitos yang berkaitan dengan cryptomining jahat dan mengedukasi masyarakat tentang risiko yang akan terjadi pada data pribadi dan peforma perangkat,” ujar Peneliti Keamanan Avast, Martin Hron. 

“Biasanya, pengguna PC bisa mengetahui apakah komputer mereka merupakan bagian dari botnet atau tidak, karena PC cenderung merespon lebih lamban dibandingkan biasanya, memanas, atau mendistribusi trafik yang mencurigakan. Dengan perangkat IoT seperti kulkas cerdas dan asisten pribadi, gejalanya menjadi tidak begitu jelas. Pengguna membutuhkan solusi keamanan yang memantau traffic, perilaku, dan memperingatkan mereka ketika ada sesuatu yang salah.”

Telah ada beberapa kasus websites telah menawarkan pengunjungnya pilihan antara melihat iklan atau penambangan cryptocurrencies pada latar belakang. Hanya 54% pengguna di Indonesia mengatakan bahwa mereka akan memilih cryptomining untuk pengalaman online tanpa iklan. 

Pengguna PC dan ponsel pintar dapat mengimplementasikan solusi antivirus gratis seperti Avast Free Antivirus untuk komputer atau Avast Mobile Security untuk perangkat Android. Avast juga akan segera meluncurkan Smart Home Security pada akhir tahun ini yang didasarkan pada platform keamanan IoT Avast, Smart Life, dan akan memberikan konsumen perlindungan dan visibilitas berbasis AI dalam aktivitas di jaringan rumah mereka.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper