Bisnis.com, JAKARTA—Kecintaannya terhadap dunia jasa dan perdagangan bidang otomotif membuat Nurhidayanto keluar dari zona nyaman sebagai pebisnis aki baterai ternama di Jogjakarta dengan mengembangkan layanan online bengkel dan cuci mobil Hepicar.
Setelah belajar dari sana sini dan memahami strategi bisnis di bidang yang digelutinya, dia sukses merilis Hepicar, platform digital layanan jasa otomotif.
Meski bukan lulusan teknologi informasi (IT), Nurhidayanto tidak minder untuk membuat platform digital tersebut.
Dia berpikir era perkembangan teknologi yang kian cepat, menuntut kerja efisien di seluruh lini bisnis, termasuk pula soal layanan untuk bidang perbengkelan diperlukan.
Sejak 2014, dia bersama sang istri Yenni Octarina membuka toko Ais Aki Baterai. Dari sana, keduanya mulai mempelajari sistem bisnis di sektor itu, mulai dari cara kerja, para penyuplai, hingga pelayanan yang diberikan.
Butuh sekitar 2 tahun bagi Nurhidayanto untuk belajar bisnis di lini tersebut. Apalagi dia bertekad untuk bisa membuat sebuah aplikasi untuk layanan perbengkelan. Sampai akhirnya dia menemukan rekan yang telah mahir dalam bidang tersebut untuk membuat sebuah aplikasi pelayanan jasa perbengkelan kendaraan.
Mimpinya, adalah membuat wadah on demand service. “Kami ceritakan apa yang kami inginkan, apa yang dapat dilakukan pelaku usaha otomotif untuk bisa melayani konsumen dan aplikasi itu diberi dengan platform Android yakni Hepicar,” katanya.
Hepicar merupakan aplikasi daring yang menjadi penghubung antara penyedia layanan perbengkelan dan pengguna kendaraan di manapun si pengguna berada. Layanan ini mempertemukan pemilik layanan bengkel dengan konsumen.
Bagi pengguna ponsel Android, applikasi Hepicar dapat diunduh di DI SINI atau di LAMAN INI.
Mereka dapat memesan layanan yang diinginkan sesuai kebutuhan untuk kendaraannya. Aplikasi Hepicar sendiri menyediakan setidaknya 45 jenis layanan mulai dari cuci mobil, ganti oli, tune up, ganti ban, ganti aki, hingga layanan yang jarang digunakan seperti perbaikan pintu dan pergantian kaca mobil.
Pada awal Februari, Nurhidayanto telah membuka pendaftaran bagi seluruh bengkel yang ada di Yogyakarta. Hasilnya, tidak kurang dari 349 vendor bengkel bergabung dengan aplikasi tersebut hanya dalam satu bulan sembilan hari. Bengkelbengkel tersebut tersebar di lima kabupaten di Jogjakarta.
Nurhidayanto meyakini aplikasi ini akan mempermudah pengguna untuk mendapatkan layanan otomotif. Setiap pelanggan tinggal memilih lokasi keberadaan dan servis layanan kendaraan yang diinginkan, setelah itu pengguna tinggal menunggu hingga menemukan bengkel terdekat dari lokasi. Untuk transaksi sendiri, pelanggan dapat melakukannya secara langsung kepada bengkel yang melakukan perbaikan kendaraan.
Nurhidayanto berharap pembuatan aplikasi itu dapat memberikan manfaat kepada masyarakat apalagi kepada pengguna layanan terkait otomotif. Dia meyakini nantinya seluruh masyarakat pengguna kendaraan baik roda dua maupun roda empat menjadi lebih efisien untuk kebutuhan layanan perbengkelan di manapun dan kapanpun dengan menggunakan aplikasi itu.
“Kami rilis aplikasinya ini sejak 25 Maret 2018.Sekarang masih tahap kampanye dan sosialisasi. Respons pemilik bengkel juga cukup suka dengan layanan yang sesuai dengan mereka,” katanya.
Saat ini transaksi yang terjadi setiap harinya sekitar dua sampai tiga kali. Jumlah ini masih belum sesuai harapannya. Namun, dia bertekad meraup setidaknya setengah dari total transaksi perbengkelan yang ada di Yogyakarta, yaitu 3.000 transaksi per hari.
Hepicar hanya mendapatkan setidaknya Rp5.000—Rp10.000 dari setiap transaksi antara pelanggan dan bengkel. Nilai yang masih terbilang kecil untuk transaksi layanan perbengkelan.
Selama ini Nurhidayanto dan istrinya mengaku cukup menikmati masa-masa membentuk Hepicar. Bahkan, keduanya kini membagi tugas. Nurhidayanto berkonsentrasi pada Hepicar, dan istrinya memimpin toko aki yang telah dirintis bersama. “Karena kami menyukai dunia otomotif, sehingga kami merintisnya dengan suka cita. Semoga memberi manfaat banyak bagi orang lain,” katanya.
*) Artikel ini dimuat di Bisnis Indonesia Weekend edisi Minggu 3 Juni 2018