Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi operator seluler tak akan mengatur tata niaga distribusi produk seluler agar strategi di tingkat rantai pasok menjadi tanggung jawab masing-masing operator.
Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys mengatakan bisnis seluler setelah masa registrasi memang akan mengalami perubahan. Operator, katanya, bakal memiliki cara-cara sendiri untuk menyiasati kondisi baru itu agar bisnis bisa tetap menguntungkan.
"Tata niaga tidak perlu disepakati, kan kompetisi, jangan [diatur]. Silakan operator atur masing-masing,"ujarnya, Senin (23/4/2018).
Menurutnya, jumlah kartu perdana kemungkinan akan berubah karena perubahan pola perilaku konsumen. Beberapa operator bahkan akan memisahkan kartu perdana dan kartu isi ulang agar tetap menarik bagi distributor dan pelanggan.
Pasalnya, selama ini, orientasi operator hanya terpaku pada kartu perdana sehingga mengemas kartu perdana dengan banyak manfaat. Pada masa setelah registrasi, dia menuturkan, operator agar isi ulang lebih menarik sehingga menjadi orientasi yang baru.
Sebenarnya dengan registrasi, operator bisa melihat pertumbuhan pelanggan merupakan angka yang lebih realistis. Dia menyebut indikator keuntungan harus dilihat bukan semata dari jumlah pelanggan tapi dari nilai yang dibelanjakan pelanggan melalui isi ulang.
"Seluruh pengguna yang sudah menggunakan pun masih membutuhkan [isi ulang]. Isi ulang harus menjadi komoditi," katanya.